Aku diutus dengan membawa Jawami’ al-Kalim… (HR. Bukhari 2977).
Dan makna yang paling dekat untuk hadis ini adalah Al-Quran.
BACA JUGA:Benarkah Ka’bah Pertama Kali Dibangun oleh Nabi Adam?
2. Jawami’ al-Kalim adalah kalimat ringkas yang padat makna.
قال الزهري: معناه: أنه كان صلى الله عليه وسلم يتكلم بالقول الموجز، القليل اللفظ، الكثير المعانيAz-Zuhri mengatakan, ‘Makna Jawami’ al-Kalim adalah bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam berbicara dengan kalimat yang ringkas, lafadznya pendek, namun banyak makna.’
Pendapat kedua didukung oleh hadis dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutusku ke Yaman bersama Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu. Beliau berpesan,
ادْعُوَا النَّاسَ وَبَشِّرَا وَلاَ تُنَفِّرَا وَيَسِّرَا وَلاَ تُعَسِّرَاDakwahi masyarakat, berikan gabar gembira dan jangan buat mereka lari. Mudahkan dan jangan dipersulit.
BACA JUGA:Hikmah di Balik Kisah Nabi Sulaiman yang Memiliki 100 Istri
Kemudian Abu Musa bertanya kepada beliau mengenai beberapa jenis minuman hasil fermentasi madu yang disebut al-Bita’ dan hasil fermentasi gandum yang disebut al-Mizru.
Kemudian Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam memberikan jawaban,
أَنْهَى عَنْ كُلِّ مُسْكِرٍ“Aku larang semua yang memabukkan..”
Kata Abu Musa,
قَدْ أُعْطِىَ جَوَامِعَ الْكَلِمِ“Sungguh beliau diberi Jawami’ al-Kalim..” (HR. Muslim 5334)
Dari keterangan Abu Musa menunjukkan bahwa makna Jawami’ al-Kalim adalah sabda beliau yang ringkas namun padat makna.
BACA JUGA:Hikmah di Balik Kisah Nabi Sulaiman yang Memiliki 100 Istri