MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - BPBD, Damkar dan relawan kebencanaan di Kota Magelang menggelar kegiatan pemetaan dan pemantauan dalam rangka mitigasi megathrust di Rusunawa Tidar, Kota Magelang, Jumat, 13 September 2024 lalu.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pengurangan risiko bencana utamanya dengan adanya isu megathrust yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Budiyono selaku Kepala UPT Rusunawa Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang menyambut baik kegiatan ini.
BACA JUGA:Aquatic Samapta Kota Magelang Ditutup Sementara, Usai Warga Sleman Ditemukan Meninggal
Diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan ke Rusunawa lain di Kota Magelang dan berlanjut ke tahap sosialisasi dan simulasi untuk membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana, utamanya ancaman gempa bumi dampak megathrust.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Magelang, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Magelang, Kepala UPT Damkar Kota Magelang, relawan dan satgas serta pejabat fungsional kebencanaan BPBD Kota Magelang.
Turut hadir Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kota Magelang Adi Satdana yang sosialisasikan buku tangguh bencana yang dapat diunduh secara gratis dengan scan QR code.
Kegiatan pemantauan dan pemetaan ini diawali dengan apel pengarahan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Magelang, Wahidin Sektianto.
BACA JUGA:Bawaslu Kota Magelang Ingatkan Calon Walikota Petahana Segera Ajukan Surat Cuti
Dalam arahannya Wahidin atau biasa dipanggil Anto menyampaikan bahwa bencana adalah tanggung jawab bersama sehingga butuh kolaborasi semua pihak termasuk masyarakat.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu tahap pemetaan, tahap sosialisasi dan tahap simulasi yang akan melibatkan penghuni rusunawa," terang Wahidin.
"Hari ini dilaksanakan tahap pertama yaitu pemantauan dan pendataan, Pemantauan dilaksanakan untuk melihat bagaimana kesiapan infrastruktur rusunawa terkait rambu kebencanaan dan jalur evakuasi serta pendataan berapa banyak penghuninya dipetakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok rentan. Kedepannya akan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan lebih intens guna membangun Kota Magelang tangguh bencana,” imbuhnya. (*)