MAGELANG EKSPRES- Banyak bergaul belum tentu banyak manfaatnya. Semakin banyak bergaul justru semakin banyak dosa. Dan sebaliknya, meminimalisir pergaulan akan mengurangi dosa.
Bergaul tidak harus bertemu langsung dengan orangnya. Di zaman teknologi canggih seperti ini, kita bisa bergaul dengan banyak orang tanpa harus bertemu langsung.
Keberadaan media sosial (medsos) sangat memudahkan orang untuk berinteraksi dengan banyak orang.
BACA JUGA:Hati-hati dengan Hadis Palsu di Medsos, Jangan Ikut Menyebarkan Berita Dusta atas Nama Rasulullah!
Namun hendaklah kita harus berhati-hati dalam pergaulan di medsos. Sebab bisa melalaikan dan bisa larut dalam dosa.
Thalhah bin ‘Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu berkata,
إِنَّ أَقَلَّ الْعَيْبِ عَلَى امْرِئٍ أَنْ يَجْلِسَ فِي بَيْتِهِ“Semakin sering seseorang tinggal di rumahnya (meminimalisir pergaulan), semakin sedikit aibnya.” (Disebutkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya dalam Al-‘Uzlah wa Al-Infirad)
Bahasa lainnya, meminimalisir pergaulan akan mengurangi dosa. Artinya, makin sering bergaul, potensi melakukan dosa makin banyak.
Imam Al-Ghazali rahimahullah pernah berkata,
وَكُلُّ مَنْ خَالَطَ النَّاسَ كَثُرَتْ مَعَاصِيْهِ وَإِنْ كَانَ تَقِيًّا“Siapa saja yang bergaul dengan manusia, maka akan banyak maksiatnya, walaupun ia termasuk orang bertakwa.” (Dinukil dari As-Siraaj Al-Muniir Syarh Al-Jaami’ Ash-Shaghiir fii Hadits Al-Basyir An-Nadziir).
Hal di atas benar adanya, semakin banyak kita bergaul, kita sering berbuat dosa pribadi ataupun dosa sosial. Dosa pribadi seperti sombong, merendahkan orang lain, dan hasad. Sedangkan dosa sosial seperti memfitnah dan mengghibah.
BACA JUGA:Peringatan Ustadz Firanda Andirja : Membuka Akun Medsos Berarti Membuka Pintu Hisab Baru
Bergaul itu Sesuai Kebutuhan
Ini bukan berarti kita tidak boleh bergaul. Namun, bergaul yang benar adalah sesuai hajat atau kebutuhan.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
فُضُوْلُ المخَالَطَةِ فِيْهِ خَسَرَاةُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَإِنَّمَا لِلْعَبْدِ أَنْ يَأْخُذَ مِنَ المخَالَطَةِ بِمِقْدَارِ الحَاجَةِ