Namun efek berantai terhadap ekonomi masyarakat lebih cepat dirasakan jika riset mendorong nilai tambah dari sumber daya lokal.
BACA JUGA:Wapres Gibran dan Gubernur Luthfi Cicipi Menu MBG di Salatiga, 6,3 Juta Warga Jateng Kini Terlayani
“Itulah tugas BRIN dan Brida Jateng, bukan hanya lembaga riset, tapi penggerak yang memanfaatkan potensi daerah,” kata Handoko.
Menurutnya, riset kecil bisa berperan besar ketika diarahkan pada inovasi produk yang dekat dengan kehidupan masyarakat, seperti pangan, budaya, dan pariwisata.
Sebagai contoh, komoditas bawang merah di Jawa Tengah memiliki potensi ekonomi tinggi.
BACA JUGA:Pemprov Jateng dan Swasta Perluas Akses Rumah Layak Huni, Warga Kudus Bersyukur
Produksi petani sudah melimpah, industri kuliner pun berkembang.
Namun, bagian tengah rantai nilai yakni inovasi olahan bawang merah, masih jarang digarap.
“Kalau bagian itu diperkuat lewat riset dan inovasi, dampaknya langsung terasa bagi petani, UMKM, dan pelaku usaha lokal,” ujarnya.