Rindu Cahaya Najwa Bikin Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng Ini Teteskan Air Mata

Rindu Cahaya Najwa Bikin Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng Ini Teteskan Air Mata

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyeka air mata saat mendengarkan puisi Rindu Cahaya yang dibacakan siswi SLBN Wonogiri, Najwa Aulia Ayu Solehah.-ISTIMEWA-MAGELANG EKSPRES

Saat membacakan Rindu Cahaya, Najwa berdiri tegak. Suaranya bergetar, lantang dan penuh keyakinan.
“Sudah bertambahkah keriputmu, Ayah?
Masihkah kau nampak gagah?
Bahumu yang kekar di setiap langkah,
pejuang nafkah tak kenal lelah...
Oh, cahaya, sudikah engkau menghampiriku sebentar saja,
Kupinjam sinarmu, aku rindu wajah ayah ibuku,
tak peduli bagaimana rupaku.”

Seketika suasana aula berubah. Gubernur Ahmad Luthfi yang duduk di barisan depan menunduk.

BACA JUGA:Anggota Komisi V DPR RI Sofyan Dedy Ardyanto Gelar Roadshow Jaring Aspirasi Warga Secang

Tangannya meraih sapu tangan, menyeka air mata. Beberapa tamu undangan, termasuk Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dan Wakil Bupati Imron Rizkyarno, juga tampak terharu.

Usai Najwa menuntaskan puisinya, Ahmad Luthfi berdiri dan menghampirinya. Ia memeluk Najwa dengan hangat. “Pintar sekali. Adik harus kuliah," ujarnya.

BACA JUGA:Taj Yasin Optimistis Kafilah STQH Harumkan Jawa Tengah di Ajang Nasional

Najwa tersenyum kecil, seolah menerima janji itu sebagai doa. Ahmad Luthfi lalu menoleh kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Sadimin.

“Bantu wujudkan cita-citanya,” ucapnya tegas. “Anak ini punya semangat luar biasa. Jangan sampai padam," lanjutnya.

Setelah acara, Ahmad Luthfi masih berbincang dengan beberapa siswa lain. Beberapa di antara mereka memeluknya, ada pula yang sekadar menggenggam tangannya lama-lama.

"Saya bukan hanya Gubernur, saya bapak bagi mereka,” ujarnya pelan, menatap anak-anak itu satu per satu.

BACA JUGA:Dorong Pemulihan Pasar Kota Wonogiri, Gubernur Ahmad Luthfi Salurkan Rp1 Miliar untuk Bangun Sarpras Darurat

Di sekolah yang menampung 156 siswa dari berbagai jenjang itu, Ahmad Luthfi sempat melihat aktivitas keterampilan siswa.

Ada yang menjahit, memasak, memperbaiki motor, dan terapi wicara. Luthfi mengatakan, anak-anak disabilitas tidak butuh dikasihani, tetapi mereka harus diberi kesempatan.

“Saya ingin sekolah seperti ini mampu menumbuhkan harapan. Mereka bukan beban, mereka cahaya yang sedang mencari jalannya sendiri," imbuh Luthfi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait