Angka Stunting di Kabupaten Magelang Terus Menurun, Pemkab Targetkan 14 Persen di 2029
STUNTING. Pemkab Magelang bersama lintas sektor dan DPRD membahas strategi percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Magelang.-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES
MUNGKID, MAGELANGEKSPRES.ID – Pemerintah Kabupaten Magelang terus menunjukkan capaian positif dalam upaya penurunan stunting.
Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Kabupaten Magelang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun masih membutuhkan penguatan intervensi lintas sektor.
Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang M Taufiq Hidayat Yahya, menyatakan bahwa berdasarkan e-PPGBM, angka stunting turun dari 20,23 persen pada 2020 menjadi 14,58 persen pada 2024.
BACA JUGA:Dosen Untidar Kenalkan Inovasi Pangan Lokal untuk Cegah Stunting di Magelang
Sementara itu, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat penurunan dari 28,2 persen pada 2022 menjadi 19,3 persen pada 2024.
“Capaian ini menunjukkan bahwa berbagai intervensi yang dilakukan mulai memberikan hasil. Namun, upaya percepatan harus terus diperkuat agar target jangka menengah dapat tercapai,” ujar Taufiq saat Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2025 di Pendopo Setda Kabupaten Magelang beberapa waktu lalu.
Ia menyebut, dalam dokumen RPJMD 2025–2029, Kabupaten Magelang menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 17,26 persen pada 2025 dan 14 persen pada 2029.
BACA JUGA:Bank Bapas 69 Permudah Akses Kredit dan Gaji 2.446 PPPK Paruh Waktu di Kabupaten Magelang
Target tersebut dinilai realistis sepanjang seluruh program penanganan stunting dijalankan secara terintegrasi dan berbasis data.
Bahkan, Pemkab Magelang juga membentuk TPPS hingga tingkat kecamatan.
Hal ini sebagai pengungkit utama percepatan penurunan stunting.
BACA JUGA:Borobudur Moon Adakan Indonesia Keroncong Festival, Padukan Musik Tradisional dengan Sentuhan Modern
BACA JUGA:Kabupaten Magelang Siapkan Beragam Kegiatan dan Pesta Kembang Api Sambut Tahun Baru 2026
"Tim ini berfungsi mengoordinasikan dan mensinergikan intervensi gizi spesifik dan sensitif, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, sanitasi, hingga pemberdayaan keluarga," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
