Artikel 6 Surat Kabar Dibredel Menghiasi Dinding Pameran Djejak Soerat Chabar di Kota Magelang
TALKSHOW. Dua narasumber talkshow Djejak Soerat Chabar, antara lain kolektor koran kuno Haris Ker Lth dan wartawan senior Hari Atmoko-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES
Mahasiswa dituduh melakukan tindakan kekerasan dan merusak bangunan serta kendaraan, yang menyebabkan aparat mulai melepaskan tembakan ke arah para demonstran.
Namun, para mahasiswa menolak tuduhan tersebut. Akibat peristiwa ini, Presiden Soeharto mengambil tindakan dengan membredel enam media massa melalui pencabutan izin cetak dan izin terbit mereka, seperti diberitakan Harian Pedoman.
Hari Atmoko, wartawan senior dari LKBN Antara mengatakan bahwa peran media massa dari masa ke masa sudah mengalami perubahan yang signifikan.
Jika di zaman Orde Baru, pihak paling ganas terhadap salah satu dari empat pilar demokrasi itu adalah pemerintah sendiri.
Namun belakangan situasinya berbeda. Perubahan ke era digital menjadi momok terbesar terhadap media massa.
"Termasuk beberapa pengaruhnya adalah daya literasi masyarakat, hoaks, kecerdasan buatan, serta media sosial. Di sinilah ujian media massa, bisa bertahan atau tertelan zaman," kata Hari.
Menurut dia, media massa saat ini dihadapkan dilematika yang kian sulit. Di satu sisi, ada anggapan digitalisasi adalah hambatan yang dapat mengubur media massa, atau sebaliknya menganggap kecenderungan ini sebuah tantangan yang harus dihadapi.
"Dua pilihan yang sulit, tapi memang begitu kenyataannya. Memang sekarang tidak ada media dibredel, tapi tidak sedikit media yang tutup karena kondisi dan situasi. Ini yang mestinya menjadi tantangan ke depan, untuk adaptif mengikuti arus perkembangan zaman yang demikian kompleks ini," tegasnya.
BACA JUGA:PWI Kabupaten Magelang Buka Bersama Pj Bupati di Ketep Pass
Pameran Djejak Soerat Chabar ini menampilkan ratusan koran, majalah, hingga peralatan jurnalistik dari masa ke masa.
Seluruh koleksi yang dipamerkan 8-11 Februari 2025 ini merupakan koleksi pribadi dari Haris Ker Lth, seorang pegiat budaya dan salah satu tokoh komunitas Lima Gunung.
Dia ingin, koleksi jejak sejarah jurnalistik dari tiga generasi yang dimilikinya ini bisa mewarnai sekaligus memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Kota Magelang.
BACA JUGA:Info Mudik Gratis Magelang 2025, Begini Panduan Cara Daftar Lengkap
Menurut Haris, ribuan koleksi media cetak ini bermula karena hobinya mengumpulkan barang-barang kuno. Setiap koran, majalah, tabloid, dan lain sebagainya ia dapat dengan cara membeli atau juga diberikan rekan-rekannya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
