Mengenal Wajik Makanan Tradisional Khas Magelang, Ternyata Sudah Ada Sejak Jaman Majapahit
Makanan Wajik-Google-Pinterest
Ada juga yang menjualnya di tempat-tempat ziarah (daerah makam para aulia) di tanah Jawa.
BACA JUGA:Fakta Getuk Eco yang Jarang Diketahui Orang, Kamu Salah Satunya?
Filosofi Wajik Magelang bagi Masyarakat Jawa
Dalam masyarakat Jawa, Wajik biasanya dibuat untuk disuguhkan saat upacara adat, acara pernikahan, miwiti, momongi, syukuran, nyadran, dan biasanya untuk oleh-oleh ketika berkunjung ke suatu tempat (hajatan, nikahan).
Wajik sering dilambangkan sebagai harapan untuk kedua mempelai bisa selalu bersama dan lengket hingga akhir hayat.
Sama halnya dengan kue wajik yang lengket yang tak terpisahkan.
Jajanan desa ini banyak menyimpan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan, terutama bagi sepasang pengantin.
BACA JUGA:Rahasia Getuk Gondok Khas Magelang bisa tahan 7 Hari Tanpa Pengawet Buatan
Tujuannya agar calon pengantin tetap sabar dalam menjalani bahtera rumah tangga serta dapat melewati kerikil kehidupan untuk mendapatkan hasil akhir yang manis atau sebuah kebahagiaan sejati.
Dalam acara adat atau slametan kue wajik di suguhkan untuk melambangkan kerukunan antar warga / umat beragama yang saling menyatu padu tak berbeda.
Sebagai pewaris generasi mendatang patut kita syukuri dan bangga akan hal itu.
Sebagai warisan leluhur, ternyata wajik punya nilai filosofi tersendiri ya sob. Yuk tetap lestarikan makanan tradisional ini! (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
