Bolehkah Membaca Al Quran Bagi Wanita yang Sedang Berhalangan atau Haid? Jawabannya Boleh Tapi...
Hukum membaca Alquran bagi wanita yang sedang berhalangan-OUDA Images-CANVA
Di dalam Mazhab Hanbali wanita yang sedang haid diharamkan membaca Al-Quran baik itu satu ayat atau lebih. Namun jika membaca kalimat yang merupakan potongan dari satu ayat maka tidaklah mengapa selama ayat tersebut tidak panjang.
Begitu pula mengulang-ulanginya karena membaca sebagian kalimat dari satu ayat tidaklah menunjukkan kemu’jizatannya.
Boleh membaca ayat-ayat Al-Quran bagi wanita haid dengan cara mengejanya kata perkata, bertafakkur dengan ayat al-Quran, menggerakkan kedua bibirnya namun huruf-huruf yang keluar darinya tidak jelas terdengar dan juga membaca sebagian ayat berturut-turut ataupun membaca beberapa ayat namun diselingi dengan diam yang lama.
BACA JUGA:Simak Percakapan Antara Penghuni Surga dan Penghuni Neraka dalam Alquran!
Boleh juga membaca sebuah kalimat yang mempunyai makna yang sama dengan Al-Quran namun tidak meniatkan membaca Al-Quran seperti membaca basmalah, hamdalah, istirja (innalillahi wa inna ilaihi rajiu’n) dan membaca doa ketika menaiki kendaraan.
Mahzab Maliki adalah satu-satunya mazhab yang membolehkan wanita yang sedang dalam masa haid membaca Al-Quran secara mutlak. Meskipun wanita dalam keadaan junub ataupun tidak, khawatir lupa akan hapalannya ataupun tidak.
Namun jika telah selesai masa haidnya maka haram baginya untuk membaca Al-Quran sebelum menyucikan diri dengan mandi janabah.
Pendapat ini pula menurut para ulama yang paling mu’tamad dalam di tengah adanya pendapat lemah yang membolehkannya untuk membaca Al-Quran dengan syarat tidak dalam keadaan junub sebelum masa haidnya datang.
BACA JUGA:Hukum Memindahkan Makam Menurut Islam, Boleh atau Tidak?
Jadi manakah yang kita pilih? Karena di Indonesia mayoritas masyarakatnya menerapkan mazhab Syafi’i maka kita bisa mengikuti pendapat mazhab ini dengan mengharamkan seorang wanita haid membaca Al-Quran walaupun sebagian ayat ataupun hanya untuk membaca Al-Quran saja.
Namun diperbolehkan membaca ayat Al-Quran yang bernuansa dzikir dan doa dengan syarat tidak meniatkan untuk membaca Al-Quran.
Boleh juga membaca Al-Quran di dalam hati dengan tanpa menggerakkan bibir ataupun menggerakkan bibir dengan syarat dirinya tidak bisa mendengar bacaannya. Boleh juga membaca ayat-ayat Al-Quran yang telah di nasakh tulisannya. Wallahu a’lam bishshowab.
Semoga kita dimudahkan unuk mengerjakan amal-amal sholeh yang diperintahkan Allah dan Rasulullah. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: kemenag
