Balitbangkes Kemenkes Banjarnegara Teliti Tikus, Lacak Penyebaran Leptospirosis di Desa Tasikmadu

Balitbangkes Kemenkes Banjarnegara Teliti Tikus, Lacak Penyebaran Leptospirosis di Desa Tasikmadu

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- Seorang warga di Desa Tasikmadu Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo dilaporkan telah terpapar penyakit Leptospirosis. Laporan itu ditindaklanjuti petugas Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Banjarnegara dengan melakukan penelitian tikus untuk melacak penyebab dan penyebaran Leptospirosis di desa tersebut. Penelitian berlangsung selama beberapa hari dan berhasil menangkap belasan ekor tikus. \"Sasarannya adalah tikus rumah dan tikus curut,\" kata petugas Balitbangkes Banjarnegara, Jarohman Raharjo, saat dikonfirmasi, Senin (28/9). Disebutkan, penangkapan tikus dilakukan di wilayah permukiman dan persawahan di Tasikmadu. Petugas membedah tikus dan mengambil sampel urine, ginjal, dan serum darahnya. Sampel itu lalu dibawa ke Balitbangkes untuk diteliti kandungan bakteri leptospira yang menjadi penyebab penyakit leptospirosis. Baca juga Awas Rabies, Jangan Beli Hewan dari Luar Daerah Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Karanggetas Pituruh, dr Budi Susanti MSc, menyatakan bahwa laporan penyakit leptospirosis muncul sejak Juni 2020. Bakteri itu menjangkiti tiga warga di Desa Blekatuk, Girigondo, dan Tasikmadu. Ketiganya menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo. Namun, pasien asal Desa Girigondo dan Blekatuk meninggal dunia. Sementara warga Tasikmadu yang terserang, berhasil sembuh dan sudah kembali ke rumah. Menurutnya, leptospirosis rentan menyerang warga yang beraktivitas di areal yang telah terkontaminasi urin tikus. \"Misalnya di sawah atau di bagian rumah, bisa juga gudang, yang banyak tikusnya. Bakteri masuk ke dalam tubuh lewat luka yang terbuka, bisa pada kaki, tangan, atau bagian lainnya,\" katanya. Diungkapkan, bakteri menyerang sistem syaraf dan pasien menunjukkan gejala panas tubuh tinggi. Pada beberapa kasus kadang dianggap panas biasa sehingga didiamkan dan setelah tubuh kuning, baru dibawa ke rumah sakit. “Dokter kemudian mendiagnosis mereka terinfeksi leptospira,\" ungkapnya. Lebih lanjut dr Budi mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga tikus enggan bersarang di rumah. Selain itu, warga harus menggunakan pelindung seperti sepatu dan sarung tangan ketika membersihkan rumah, gudang, atau lingkungan sekitar. \"Kalau ke sawah disarankan pakai sepatu bot, juga harus selalu bersihkan tubuh setelah beraktivitas. Jika ada luka juga wajib diobati karena jika tidak, akan menjadi jalan masuk bakteri,\" tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: