Borobudur International Symposium di Magelang, Bedah 470 Makalah

Borobudur International Symposium di Magelang, Bedah 470 Makalah

MAGELANGEKSPRES.COM Borobudur. Sebanyak 470 makalah dibedah oleh para akademisi dari 23 perguruan tinggi se-Indonesia di Grand Artos Hotel and Convention Magelang, kemarin. Diskusi penelitian itu menjadi bagian penyelenggaraan The 1st Borobudur International Symposium 2019 yang diinisiasi oleh Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang. Symposium atau seminar nasional bertajuk  “Local Resources Empowerment Towards Advance, Smart and Sustainable System” mengangkat dua topik besar yakni ”Sciences and Engineering” dan ”Humanities Economics and Social Sciences”. Rektor UM Magelang, Ir Eko Muh Widodo MT dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar nasional semacam ini bertujuan untuk menganalisa sains teknik dan humaniora ekonomi maupun ilmu sosial. Adapun hasilnya nanti bisa meningkatkan kualitas masyarakat yang berdaya. ”Symposium adalah cara baru untuk membicarakan, mendiskusikan topik-topik penelitian. Bukan dengan siapa-siapa tetapi dengan teman sejawat kita, yang nantinya bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan terindeks,” katanya. Dia berharap, lewat acara seminar internasional ini, hasil produknya bisa dijadikan pertimbangan pemerintah daerah untuk membuat kebijakan demi terlaksananya kehidupan masyarakat yang sejahtera. Terutama terkait pemanfaatan penelitian sains teknik dan humaniora ekonomi maupun ilmu sosial. Baca Juga 16 Mobil Damkar Padamkan Kebakaran Pasar Blabak Selama 2 Jam Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Walikota Magelang, Windarti Agustina. Menurut Windarti, kemiskinan masih menjadi persoalan serius di beberapa daerah di Jawa Tengah. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berkali-kali mengajak semua elemen untuk bersama-sama mengurangi persentase kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas hidup masyarakat. ”Yang terdepan dan menjadi skala prioritas dalam rangka menurunkan angka kemiskinan adalah lewat pemberdayaan masyarakat lokal. Karena kemajuan masyarakat besar pengaruhnya adalah kualitas masyarakat itu sendiri,” ucapnya. Pemkot Magelang pun, katanya, senantiasa mendorong dan bermitra utamanya dengan perguruan tinggi dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan. Terlebih lagi jika kebijakan itu berbasis ilmu pengetahuan. ”Pemkot Magelang sangat mengapresiasi dan menyambut baik adanya symposium ini. Saya harap bisa menjadi wadah para mahasiswa, praktisi, akademisi, peneliti, masyarakat, dan pemerintah agar bisa saling berbagi tentang informasi visi terbaru di bidang sains dan teknik terapan,” ujarnya. Pada acara itu turut diundang sebagai keynote speaker yaitu Prof Tony Lucey PhD dari Curtin University, Australia, Rajesh Ranolia BCom MBA dari National Institute of Information Technology, India, dan Prof Dr Noreffendy Tamaldin dari Universiti Tehnikal Malaysia Melaka, Malaysia. Ketua Panitia Acara, Dr Muji Setiyo MT menambahkan, konferensi ini bertujuan meningkatkan publikasi penelitian dosen Indonesia di level internasional. Symposium ini diselenggarakan dengan menggandeng 23 perguruan tinggi sebagai co-host. Para akademisi diundang untuk memaparkan penelitian ilmiah berdasarkan kajian ilmu masing-masing. ”Kami menggunakan Borobudur agar simposium ini menjadi milik bersama, tidak kepemilikan satu universitas. Jadi lebih umum, kemudian co-host bisa mengklaim bahwa acara ini diselenggarakan bersama,” ujar Muji. (wid)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: