Dinkes Purworejo Ingatkan Ancaman Demam Berdarah

Dinkes Purworejo Ingatkan Ancaman Demam Berdarah

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- Intensitas hujan yang relatif masih jarang mengakibatkan pengembangan nyamuk pemicu demam berdarah meningkat. Masyarakat perlu mewaspadai demam berdarah yang menjadi ancaman penyakit dalam musim penghujan yang cenderung kering kali ini. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purworejo akhir-akhir ini mendapatkan informasi mengenai merebaknya kasus itu di wilayah Kecamatan Loano. Namun, setelah ditindaklanjuti ternyata kasus yang ada berbeda. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Dinkes Purworejo, Triyo Darmaji, Senin (20/1). Menurutnya, meski tetap waspada, masyarakat diminta tidak langsung memvonis jika ada warga yang terkena demam berdarah. \"Laporan melalui pengaduan yang masuk itu disampaikan kalau ada warga di Kecamatan Loano yang terkena demam berdarah dan mereka meminta dilakukan fogging,\" kata Triyo. Baca Juga Dikira Sedang Buat Film, Raja Keraton Agung Sejagad Pernah Ritual di Dieng Pihaknya langsung melakukan tindakan dengan melakukan penelusuran ke balai kesehatan yang melakukan pemeriksaan terhadap warga. Kenyataannya, tidak ada kasus demam berdarah di tempat tersebut. Adapun warga yang sakit karena jenis penyakit lain. \"Ada yang tipes dan lainnya. Cuaca seperti sekarang ini memang orang rentan penyakit,\" sebutnya. Pihaknya meminta agar masyarakat saat memberikan pengaduan juga dilampiri dengan bukti pemeriksaan kesehatan. Dengan itu, saat dilakukan penanganan di lapangan dapat langsung tepat sasaran. Triyo mengaku bahwa dalam bulan Januari 2020 ini memang sudah ada kasus demam berdarah di Kabupaten Purworejo. Persebarannya meliputi beberapa kecamatan, dan telah dilakukan penanganan. \"Yang perlu diwaspadai dalam musim penghujan ini adalah tempat sarang nyamuknya. Karena nyamuk DB dan nyamuk malaria itu berbeda. Nyamuk DB bermukim di genangan yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah,\" ungkapnya. Menurutnya, tidak adanya hujan dalam beberapa hari memang menjadikan pengembangan jentik nyamuk itu sangat cepat. Lain halnya saat ada hujan turun, jentik yang ada dalam genangan akan meluber dan hilang karena terkena tanah. Baca juga Warga Tiga Desa di Wonosobo Tolak Ganti Rugi, Jika Harga Tidak Wajar \"Genangan air yang disukai nyamuk DB biasanya di tempat bersih atau kurang terkena sinar matahari,\" katanya. Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3L) Dinkes dr Darus meminta masyarakat meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sikap hidup bersih dan tidak meninggalkan barang-barang yang membuat genangan terbuka akan meminimalkan populasi nyamuk. \"Bisa dimulai dari lingkungan tempat tinggal. Saat berada di tempat lain pun, kalau ada genangan seperti di bekas botol dan sebagainya bisa dikosongkan,\" tandasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: