Dosen Faperta Untidar Melakukan Pengabdian, Dampingi Masyarakat Olah Feses Ternak

Dosen Faperta Untidar Melakukan Pengabdian, Dampingi Masyarakat Olah Feses Ternak

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG-Melalui program pengabdian masyarakat, dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tidar (Faperta Untidar) mendampingi masyarakat cara pengolahan feses ternak menjadi pupuk organik. Pengadian dilakukan di Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, bulan Juli lalu. Rahma Wulan Idayanti selaku ketua tim pengabdian ini menjelaskan pemilihan Desa Gunungpring menjadi lokasi pengabdian dikarenakan antusiasme masyarakat untuk dibina cukup tinggi dan hasil survey oleh tim, bahwa kotoran ternak sapi belum dimanfaatkan secara optimal, hanya ditumpuk di suatu tempat, untuk selanjutnya dijual kepada pihak lain untuk diolah menjadi pupuk. Hal inilah yang mendasari mereka melaksanakan kegiatan pengabdian ini. Tujuan dilaksanakan pengabdian ini untuk memberikan solusi permasalahan kepada masyarakat mengenai pengolahan limbah peternakan. \"Nantinya meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan masyarakat sehingga pencemaran lingkungan akibat kotoran ternak dapat berkurang dan nantinya hasil olahan limbah sebagai pupuk bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan bisa dijual untuk menambah pendapatan masyarakat sekitar. Pencemaran lingkungan akibat kotoran ternak akan dapat diatasi apabila masyarakat mau bergerak untuk mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik,\" ujarnya. Program pengabdian kali ini juga dibantu oleh  5 mahasiswa Program Studi Peternakan Universitas Tidar. Mereka sengaja ikut dalam kegiatan ini supaya mengetahui kondisi secara nyata peternakan di lapangan dan limbah yang dihasilkan. Sehingga mereka bisa memiliki skill yang cukup tidak hanya teori di dalam kelas dalam menyelesaikan persoalan di bidang peternakan terutama dalam bidang pengolahan feses di lingkungan mereka masing-masing. \"Terdapat tiga rangkaian kegiatan pengabdian ini yaitu pengabdian sesi 1 tentang sosialisasi pengaruh feses ternak terhadap pencemaran lingkungan yang telah dilaksanakan pada Minggu, (26/7) lalu. Pemilihan waktu pada Minggu karena sebagaian besar masyarakat memiliki pekerjaaan utama, sehingga kami memanfaatkan hari libur (minggu) agar bisa diikuti oleh masyarakat dengan baik,\" jelas Rahma. Sebelum sosialisasi diadakan pengisian kuosioner untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pengolahan limbah ternak. Karena kondisi yang tidak memungkinkan yaitu masa pandemi Covid-19 mereka tetap melaksanakan kegiatan pengabdian dengan mengutamakan protokol kesehatan, dengan membagikan masker, menerapkan jaga jarak, dan pembatasan jumlah masyarakat yang ikut serta, tak lupa kami selipkan sedikit untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya Covid-19 agar masyarakat mematuhi dan mengerti tentang bahayanya. Antusiasme masyarakat yang hadir sangat tinggi, bisa dilihat dari keaktifan ketika diskusi. Pengabdian sesi 2 tentang praktek pengolahan feses ternak menjadi pupuk organik dan sesi terakhir yaitu evaluasi program kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada Minggu, 29 Juli 2020 dan 2 Agustus 2020. Pada sesi ini masyarakat langsung ikut praktik mengolah feses menjadi pupuk organik. \"Semua dilaksanakan sesuai dengan instruksi, sehingga kegiatan ini terlaksana sesuai rencana. Salah satu hal yang kami lakukan agar upaya keberlangsungan kegiatan tetap terjaga adalah dengan membuat leaflet dan video mengenai proses pengolahan feses tersebut. Karena kami percaya, media visual maupun audio visual merupakan media penyuluhan yang dapat digunakan masyarakat untuk belajar mandiri guna meningkatan perilaku mereka dalam pengolahan limbah ternak (feses) untuk menjadi lebih bermanfaat,\" harapnya. (hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: