Gerakan Dieng Bersih, Paling Banyak Pungut Puntung Rokok

Gerakan Dieng Bersih, Paling Banyak Pungut Puntung Rokok

WONOSOBO – Di tengah hiruk pikuk keramaian dan kemeriahan Dieng Culture Festival atau DCF tahun 2019, ada ratusan relawan yang menghibahkan waktu dan tenaganya untuk menjaga kawasan Candi dan Desa Dieng tetap bersih. Gerakan tersebut bertajuk Dieng Bersih yang tahun ini dibantu sedikitnya 300 relawan yang bersiaga di semua lokasi terselenggaranya even utama dan sub even DCF selama tiga hari yakni 2 hingga 4 Agustus lalu. Menurut koordinator Dieng Bersih, Bob Singadikrama, Dieng Bersih tersebut diinisiasi bersama para pecinta alam, rescue se Jawa dan sekitarnya, warga Dieng serta pelaku pariwisata. “Tahun ini ada 300 relawan, kami usahakan semua lokasi terselenggaranya DCF, dari kawasan homestay, jalan utama, campign ground, dan juga  panggung utama. Relawan disiagakan selama agenda tapi mereka tidak wajib standby 3 hari, karena bersifat suka rela saja,” ungkap Bob kemarin (6/8). Diungkapkan Bob, kampanye Dieng Bersih selain berupa publikasi internet lewat akun-akun media sosial juga didukung dengan banner di tiap venue even DCF serta di kawasan wisata termasuk jalur candid an perkampungan Dieng Kulon dan dieng Wetan. “Jenis sampah yang paling banyak dibuang sembarangan kebanyakan di luar area pertunjukan yakni putung rokok, dan tutup botol minuman kemasan. Sedangkan di area pertunjukan yaitu cup kopi dari sponsor, bungkus makanan plastikan yang biasanya bakso atau siomay,” ungkap Bob. Namun tahun ini menurut Bob, hal yang paling menyenangkan di DCF X, yakni setelah acara lampion, banyak pengunjung terutama mereka yang membayar tiket  dan di area panggung utama ikut mengumpulkan sampah. “Dengan kepedulian peserta ini jadi wujud kepedulian yang menyenangkan. Dan adanya wacana penghentian acara lampion jadi pencapaian positif untuk dieng bersih dan kelestarian alam. Semoga semangat Dieng Bersih berjalan di 361 hari selain DCF, dan keselarasan kita terhadap alam menjadi semangaat utama dalam membangun pariwisata,” pesan Bob, pengusaha muda yang juga merintis bisnis Hostel di Dieng Kulon itu. Senada, menurut salah satu relawan, Shinta Dewi, adanya Dieng Bersih menjadi salah satu gerakan yang bisa menyeimbangkan antara agenda bersenang-senang dengan kepedulian terhadap lingkungan dan alam. “Penyelenggaraan DCF memang jadi sebuah pintu rezeki bagi warga, tapi sekaligus bisa jadi bencana kalau meninggalkan sampah, apalagi sembarangan. Dan juga di kawasan event seperti area candi. Itu sangat mengganggu. Sehingga kami harapkan peserta dieng bersih adalah semua penonton atau pengunjung yang peduli dengan kebersihan, lewat aksinya tidak buang sampah sembarangan,” pungkas Shinta. (win)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: