Gunakan Protokol Kesehatan, Sedekah Bumi di Desa Argopeni Tetap Digelar
![Gunakan Protokol Kesehatan, Sedekah Bumi di Desa Argopeni Tetap Digelar](https://magelangekspres.disway.id/upload/2020/08/Sedekah-Bumi-di-Desa-Argopeni-Kecamatan-Ayah-Tetap-Digelar-Gunakan-Protokol-Kesehatan.jpg)
MAGELANGEKSPRES.COM,KEBUMEN – Meski di tengah pandemi Covid19 warga Desa Argopeni Kecamatan Ayah tetap menggelar tradisi sedekah bumi dengan menggunakan protokol kesehatan. Acara yang digelar rutih setiap tahun itu sebagai wujud rasa syukur warga setempat akan hasil bumi. Acara Sadranan atau Sedekah Bumi yang dilaksanakan di lapangan desa tersebut digagas oleh Pemerintah Desa Argopeni. Tampak hadir Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH, Asisten 1 bidang Pemerintahan dan Kesra Heri Setyanto, Camat Ayah, Forkopimcam Ayah, Ketua Partai PDI Pperjuanagan Saiful Hadi, dan calon wakil bupati Kebumen Hj Ristawati Purwaningsih serta masyarakat Desa Argopeni, Kamis (13/8). Sadranan merupakan acara silaturahmi antar warga Argopeni dan sebagai ucapan rasa syukur dari masyarakat Desa Argopeni atas hasil bumi. Kepala Desa Argopeni, Tursino SH, mengatakan Sadranan merupakan acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Seharusnya, acara Sadranan ini dilaksanakan sekitar bulan April. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat pemerintah desa menunda pelaksanaan Sadranan. Acara ini terselenggara atas dukungan berbagai pihak dan kontribusi dari masyarakat Desa Argopeni. “Biasanya kita gelar diawal tahun, namun adanya Covid19 ini acara kali ini digelar secara sederhana,” katanya. Sementara itu, Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH, menegatakan pihaknya mengapresiasi diadakannya Sadranan di Desa Argopeni. Wabub berpesan kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kerukunan dan persatuan. “Semoga dengan adanya Sadranan, masyarakat Argopeni semakin guyub rukun dan tetap menjaga tradisi dan persaudaraan”, ujar Wabup. Acara dilanjutkan dengan doa bersama dipimpin sesepuh desa setempat. Usai berdoa secara sakral, warga masyarakat yang sudah berkumpul lengkap dengan membawa tenong dan beraneka ragam makanan, mereka bersama-sama saling tukar makanan dan membabar tenong. Makan bersama itu yang diikuti oleh seluruh masyarakat yang hadir. Disajikan juga makanan tradisional seperti jenang pati ganyong. Acara Sadranan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit yang dibawakan oleh kelompok kesenian Aji Laras asal desa Kedungweru. “Biasana wayangan sampai malam, namun karna covid ini hanya dilakukan di siang hari,” tambah Tursino. (Fur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: