Paparkan Sejarah Panjang Mataram, Dinas Kebudayaan Jogjakarta Gelar Muhibah Budaya Mataraman di Wonosobo

Paparkan Sejarah Panjang Mataram, Dinas Kebudayaan Jogjakarta Gelar Muhibah Budaya Mataraman di Wonosobo

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Selama tiga hari, Dinas Kebudayaan Pemda Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) menggelar Muhibah Budaya Mataraman di Wonosobo, Jumat malam sampai Minggu malam (24-26/10) di komplek Alun-alun Wonosobo. Berbagai kegiatan termasuk workshop, penayangan film, dialog budaya, pentas wayang kulit, dan pementasan hasil workshop menjadi agenda utamanya. Sekretaris Dinas Kebudayaan DIJ, Erlina Hidayati mengatakan, kegiatan tersebut sebelumnya juga dilaksanakan di beberapa daerah termasuk Magetan, Pekalongan, dan Ponorogo. “Hari ini (25/10) ada 4 workshop di antaranya Tari Nawang Sekar untuk putri, beksan bugis bagi peserta putra dan umumnya pesertanya remaja. Sementara untuk workshop macapat diikuti perwakilan sekolah dan juga workshop busana Jawa Gagrag Jogjakarta. Di malam puncak tanggal 26 akan dipentaskan semua,” ungkap Erlina, Jumat (25/10). Dijelaskan Erlina, Muhibah Budaya merupakan sebuah ekstraksi dari perjalanan panjang kesejarahan Mataram yang dahulunya melingkupi wilayah yang luas di Pulau Jawa. Salah satunya di Wonosobo. Hingga saat ini, bahkan keseharian warga masih kental dengan pengaruh kuat budaya Mataram. Baca Juga Kesulitan Air, Ratusan Siswa SMPN 17 Purworejo Melakukan Salat Minta Hujan “Masih ada daerah yang berakulturasi (di bidang kebudayaan) tetapi belum temukan jati diri. Sehingga dari akar kesejarahan dari Jogjakarta. Kami bermaksud menggandeng pihak keraton untuk sharing ilmu pengetahuan tentang kesejarahan dan temukan kembali budaya Mataram yang dulunya sudah ada dan mungkin sekarang banyak dilupakan,” ungkapnya. Diharapkan dari agenda itu, baik dari pihak pemkab dan masyarakat umum bisa mengambil ilmu yang dibagikan untuk memadukan budaya Mataraman dengan lokalitas Wonosobo. Selain itu, masyarakat juga bisa menemukan jati diri seperti apa terlebih Wonosobo mengangkat City Branding The Soul of Java yang sesuai dengan kegiatan itu. “Tim besar ini sebenarnya untuk bantu Wonosobo langsung dari sumbernya. Tim wayang kulit juga dari keraton hingga para niyaga dan lainnya,” katanya. Menurut Wahyu Widowati salah satu praktisi penari sekaligus guru menilai agenda itu sangat sesuai dengan kebutuhan Wonosobo dan direspon positif oleh masyarakat. Terbukti dengan antusiasme para peserta yang mengikuti workshop selama dua hari terakhir. “Harapan kami saat pentas (tari) bisa menjadi atraksi yang menarik bagi masyarakat dan semoga masyarakat Wonosobo bisa semakin mengenal budaya Mataraman lewat agenda seperti ini,” tuturnya. Di agenda itu ada beberapa tamu penting yang akan hadir di malam budaya termasuk Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pejabat DIJ termasuk para kepala dinas terkait. Tim agenda Muhibah Budaya dipimpin langsung dari keraton yakni Penghageng Kridha. (win)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: