Penyempitan dan Sedimentasi jadi Pemicu Banjir
![Penyempitan dan Sedimentasi jadi Pemicu Banjir](https://magelangekspres.disway.id/upload/2020/01/Penyempitan-dan-Sedimentasi-jadi-Pemicu-Banjir.jpg)
MAGELANGEKSPRES.COM,BATANG – Pasca bencana banjir yang merendam tiga desa di Kecamatan Gringsing, Selasa (15/1) kemarin, kemarin Bupati Batang, Wihaji, memastikan segera melakukan normalisasi sungai di wilayah setempat. “Hari ini kita datang ke lokasi untuk memastikan titik titik mana saja yang menjadi penyebab banjir. Setelah kita tinjau, ada tiga lokasi sungai di Desa Yosorejo, Krengseng, dan Sidorejo yang perlu mendapatkan penanganan segera, karena mengalami sedimentasi parah,” ujar Bupati Wihaji, Rabu (15/1). Ia mengatakan, Pemkab telah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk melakukan normalisasi sungai. Sebab, status sungai sungai tersebut masih menjadi kewenangan provinsi. “Saya juga secara langsung (melalui pesan whatsapp) sudah melaporkan hal ini ke Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, agar ditindaklanjuti secepatnya sebelum bulan Februari. Sebab, bulan Februari mendatang intensitas hujan diperkirakan masih akan tinggi. Sehingga harapannya bencana banjir tidak terulang kembali,” terangnya. Dalam peninjauannya, Wihaji juga menemukan masalah lain yang memicu banjir, yakni penyempitan sungai. Penyebabnya, sebagian badan sungai diurug dan ditanami. “Dulunya, sungai ini mempunyai lebar 20 meter. Namun saat ini hanya tersisa 3-4 meter saja. Hal itu disebabkan karena sungai sudah menjadi tanah, dan ditanami berbagai macam tanaman (sengon, pisang, dll). Sehingga wajar saja jika debit air tinggi akan naik dan menimbulkan banjir. Ke depan, harapannya tanah tanah itu kita keruk dan kita jadikan sebagai tanggul, dan bisa mempengaruhi laju aliran air,” jelasnya. Terlebih, sejumlah sungai di wilayah setempat sudah puluhan tahun lamanya tidak mendapat perhatian dan tersentuh bantuan berupa normalisasi. “Laporan dari masyarakat, sudah 40 tahun sungai sungai di sini tidak tersentuh normalisasi, dan peristiwa banjir ini sebenarnya setiap tahun terjadi di wilayah sekitar. Maka, kita usahakan sebelum bulan Februari bisa dilakukan normalisasi. Sebab kelihatannya pengerjaan normalisasi atau pengerukan sedimentasi ini dapat selesai dalam waktu satu minggu saja,” paparnya. Camat Gringsing, Rusmanto mengatakan, akibat peristiwa banjir tersebut, 100 hektar lahan sawah di tujuh desa terendam air banjir. Tujuh desa tersebut, yakni Yosorejo, Sidorejo, Kebondalem, Krengseng, Lebo, Sawangan, dan Gringsing. “Tidak hanya lahan persawahan saja, terhitung ada 60 rumah di dua desa yang juga mengalami kerugian, akibat terendam air banjir, 30 rumah di Dukuh Mundu, Desa Yosorejo dan 30 rumah di Dukuh Sidodadi, Desa Krengseng,” katanya. Selain itu, akses jalan penghubung antar Desa Plelen menuju Desa Sidorejo juga terputus akibat peristiwa banjir tersebut. Sebab, Jembatan Sungai Krungsung yang berada di Desa Plelen mengalami ambrol, setelah tergerus air banjir yang begitu besar. “Akses jalur utama terputus sejak Selasa kemarin. Namun beruntung, mulai hari Rabu ini, rekanan dari PT Waskita memberikan bantuan lewat CSR nya untuk memperbaiki kerusakan jembatan. Ditarget jembatan ini dapat selesai pada Rabu malam,” pungkasnya. (fel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: