Realisasi Pengisian Domba Belum Ada Kepastian
![Realisasi Pengisian Domba Belum Ada Kepastian](https://magelangekspres.com/wp-content/uploads/2021/03/Realisasi-Pengisian-Domba-Belum-Ada-Kepastian.-1.jpeg)
MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Realisasi waktu pengisian domba dalam Program “Ngingu Bareng” yang dimotori oleh Koperasi Konsumen Induk UMKM Indonesia (KOIN) di Kabupaten Purworejo belum ada kepastian. Pasalnya, dari sebagian kandang yang telah selesai dibangun dan semula dinyatakan siap diisi domba, ternyata belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan perlu perbaikan. Hal itu mengemuka dalam acara Dialog Ngingu Bareng antara KOIN dengan Pewarta Purworejo di Rumah Makan Waroeng Simbok Sastro Galsari Kecamatan Purworejo, Kamis (11/3). Hadir dalam kesempatan tersebut Pembina KOIN, Dr Reban Mirmorejo, bersama sejumlah pengurus. Di hadapan belasan wartawan dari berbagai media, Reban menyebut saat ini ada sekitar 297 kandang selesai dibangun dan semula siap diisi domba. Namun, setelah dilakukan uji coba, seluruhnya tidak sesuai spesifikasi. “Kalau yang sudah berdiri banyak, ada seribuan, tapi yang ready ditempati ada sekitar 297 kandang. Setelah diuji coba kemarin ternyata belum sempurna dan layak sehingga perlu perbaikan,” sebutnya. Baca Juga Peringati HPN, Wartawan Temanggung Gelar Baksos dan Sosialisasi Covid-19 Menjawab pertanyaan sejumlah wartawan terkait kejelasan waktu realisasi pengisian, Reban menyatakan belum dapat memberikan kepastian. Namun, pihaknya menyatakan program Ngingu akan terus berjalan. “Saya pastikan bahwa program ini harus lanjut. Soal waktu dimulainya, ya dalam waktu secepat-cepatnya,” tandasnya. Reban optimistis, pengisian domba dapat terwujud. Namun, harus secara bertahap mengingat program penggemukan domba ini melibatkan banyak pihak. Rencananya, pada tahap awal KOIN akan mengutamakan bibit domba lokal. Kemudian jika bibit lokal sudah tidak mencukupi, pengisian dalam jumlah banyak dilakukan melalui impor dari Eropa. “Kalau impor sekarang memang belum memungkinkan karena kita perhitungkan minimal harus 12.000 ekor dengan ketersediaan kandang minimal 400 kandang. Sedangkan kandang yang siap diisi saat ini belum ada segitu,” ungkapnya. Pada bagian lain, Reban menjelaskan bahwa Program Ngingu yang digulirkan sejak Agustus 2019 hingga kini telah memiliki sekitar 3.000 calon mitra, meskipun ada beberapa orang yang telah menyatakan mengundurkan diri. Dengan target 10.000 kandang, Program Ngingu memiliki tujuan utama untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia dan menyejahterakan masyarakat dengan sistem kemitraan. Dalam hal penyertaan modal, KOIN menggandeng PT Mega Jaya Gemilang. Sementara untuk urusan pendirian kandang, PT MGJ menggandeng beberapa main contractor (Maincon) dan selanjutnya para Maincon melibatkan sejumlah subkontraktor untuk pengerjaannya. Mengenai adanya kemelut antara PT MGJ dengan para Maincon dan Maincon dengan Subkon akibat belum terbayarnya kandang, Reban menyebut bahwa hal itu terjadi akibat dampak pandemi Covid-19. “Karena ini program pertama di Indonesia, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sejak Agustus 2019 sampai Februari 2020 sudah ada kontrak untuk pendirian kandang. Tapi Maret pandemi dan terkendala. PT MGJ tahun 2020 hampir tidak ada perbankan yang bisa mengeluarkan kredit sehingga terjadi keterlambatan pembayaran ke Maincon,” jelas Reban. “Sekarang skema pembiayaan mulai jalan lagi. Jadi mitra tidak perlu tahu hiruk pikuknya di perusahaan, karena mitra itu tugasnya hanya ngingu, hanya merawat,\" imbuhnya. Menyikapi adanya polemik tersebut, Reban mengaku bahwa KOIN juga sudah mengambil langkah, yakni dengan menegur PT MGJ. Upaya selanjutnya yakni melakukan akuisisi PT MGJ ke PT Legon Pari, sebuah perusahaan pemilik start up pertanian dan peternakan yang berkedudukan di Jakarta. “Saya juga ambil langkah akuisisi agar program ini tetap jalan. Sudah MoU Februari kemarin, tapi tanggalnya saya lupa. Sikap MGJ ya ga masalah,” tegasnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: