Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik di Asia

Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik di Asia

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Hingga penutupan tahun 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sebesar Rp13.880 per dolar AS. Dengan demikian, Rupiah menjadi salah satu mata uang yang terbaik di Asia. \"Nilai tukar yang terbaik. Kalau di Asia tentu saja di bawah Thailand tapi hampir sama dengan Filipina,\" kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Jakarta, kemarin (4/1). Penguatan nilai tukar rupiah mendapat apresiasi sebesar 2,68 persen sehingga mengindikasikan stabilitas eksternal. \"Stabilitas eksternal terlihat dalam pergerakan nilai tukar rupiah kita sepanjang 2019. Kondisi itu mengalami apresiasi cukup besar,\" ujar dia. Stabilitas eksternal, Perry menjelaskan, juga bisa dilihat dari banyaknya aliran modal asing yang masuk sepanjang 2019 yaitu sebesar Rp224,2 triliun. arus modal asing itu dari Surat Berhaga Negara (SBN), pasar saham, obligasi kooporasi, dan Sertifikat Bank Indonesia. Selain itu, dari indikator Credit Default Swap (CDS) yang berada di angka 60,6 bps juga merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir. Selanjutnya, laju inflasi Indonesia pada 2019 yang menyentuh angka 2,72 persen (year on year/yoy) merupakan paling rendah sepanjang 20 tahun terakhir sebab ketika 1999 inflasi berada di sekitar 1,9 persen. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, meskipun nilai tukar rupiah menguat hingga awal tahun 2020 namun mesti diwaspadai. Karena penguatan hanya sementara saja. \"Tentu harapannya ingin seperti itu (Menguat sepanjang 2019). Tapi itu too good to be true,\\\'\\\' kata Piter. Menurut Piter, penguatan rupiah saat ini disebabkan banyaknya modal yang masih karena kebutuhan investasi perekonomian lebih tinggi ketimbang pada tabungan. Kendati demikian, Piter mengingatkan pemerintah dan investor lokal harus waspada terhadap sentimen-sentimen dari luar seperti kebijakan suku bunga The Fed, perkembangan politik di Amerika Serikat, dan proses Brexit. \"Tak hanya itu, banyak isu lain yang bisa mengubah persepsi dan keyakinan investor asing. Dan, ini bisa mengguncang rupiah,\" pungkas dia. Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan optimis nilai tukar rupiah akan terus perkasa sepanjang 2019. Keyakinan itu karena ada empat faktor yang akan mendorong tren penguatan nilai tukar tersebut. Salah satu adalah ketidakpastian ekonomi global yang kian menurun pada 2019. Kedua, tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi domestik di tanah air akan terus seiring derasnya aliran masuk modal asing yang sudah dimulai sejak kuartal akhir 2018. Ketiga adalah fundamental ekonomi Indonesia yang diklaim semakin kuat ditandai angka pertumbuhan ekonomi yang baik, tingkat inflasi rendah, dan defisit anggaran yang lebih rendah dari target. Terakhir, mekanisme pasar yang lebih baik akan mendukung stabilitas nilai tukar pada 2019.(din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: