Sudah Dibuka, Tuin Van Java hanya Diisi 10 PKL

Sudah Dibuka, Tuin Van Java hanya Diisi 10 PKL

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG  - Meskipun Pemkot Magelang telah membuka kembali pusat kuliner pedagang kaki lima (PKL) namun tak sepenuhnya kebijakan tersebut dirasa menguntungkan mereka. Para PKL sebagian besar memilih untuk tidak berjualan. Seperti yang terlihat di pusat kuliner Tuin Van Java Kota Magelang. Dari sekitar 50an pedagang, yang biasa aktif setiap hari, Selasa (7/4) hanya terlihat sekitar 10 pedagang saja Bahkan jika shift malam, pusat kuliner terbesar di Kota Sejuta Bunga itu sama sekali tidak terlihat aktivitas perdagangan. Tidak ada pedagang apalagi pengunjung. Salah satu PKL, Luis Lazuardi mengaku Tuin Van Java sepi pengunjung seusai Pemkot Magelang memberlakukan status kejadian luar biasa (KLB) virus corona (Covid-19) akhir Maret lalu. Kini meski telah dibuka kembali, karena sempat ditutup empat hari, nyatanya tak membuat pusat kuliner Tuin Van Java sibuk lagi. \"Kalau hari normal saya menghabiskan beras sampai 20 kilogram, tapi semenjak ada virus corona bahkan 5 kilogram beras saja tidak habis,\" katanya. Ia menilai, para PKL tetap mendukung program Pemkot Magelang soal physical distancing. Menurutnya, sudah menjadi konsekuensi para pedagang menerima imbas dari pandemi virus corona ini. \"Kita tidak menyalahkan program pemerintah karena kita sadar itulah yang terbaik. Dari pada banyak orang berkerumun justru akan meningkatkan risiko tertular corona,\" ucapnya. Baca Juga Dua Pabrikan, Pastikan Beli Tembakau Temanggung Pemkot Magelang sejak Minggu (5/4) telah membuka kembali seluruh shelter PKL di wilayah setempat. Hanya saja, pedagang dilarang untuk menyediakan kursi dan meja. Kebijakan ini ditempuh Pemkot Magelang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) agar tidak ada pengunjung yang berkerumun. Mereka diharapkan bisa menikmati kuliner dengan cara membungkusnya dan membawa pulang. Sekretaris Daerah (Sekda) Joko Budiyono menyatakan, meski ditengah pandemi Covid-19, pusat kuliner, cafe, dan rumah makan boleh membuka lapak. Asalkan, mampu membatasi dan menghindari kerumunan massa. Sebab, dia menilai, jika penyebaran virus bermula dari kerumunan manusia. \"Ekonomi bawah tetap jalan, tapi harus ada antisipasi penyebaran virus. Pemkot Magelang memperbolehkan PKL, cafe, rumah makan, beroperasi tapi tidak boleh jadi tempat kumpul-kumpul. Setelah beli harus dibawa pulang,\" tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Magelang Catur Budi Fajar Sumarmo menambahkan, ketentuan ini telah tertuang dalam surat edaran nomor 511.4/574/250 tanggal 5 April 2020. Surat ini berisi tentang kewajiban pedagang makanan di seluruh Kota Magelang untuk melakukan pelayanan pembelian dengan cara membeli untuk dibawa pulang (bungkus). \"Selain itu, pedagang juga tidak diperkenankan menyedian kursi. Kebijakan ini untuk mencegah penyebaran virus corona,\" kata mantan Kepala Diskominsta Kota Magelang itu. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: