Anggota Komunitas Srawung Seni Asal Jatim Pentas di Magelang, Jumlahnya Wow!

Anggota Komunitas Srawung Seni Asal Jatim Pentas di Magelang, Jumlahnya Wow!

TARI. Salah satu penampilan Tari Damar Gunung Banyuwangi dalam kegiatan "Margi Tresno Ke I Srawung Seni", Krandan Ciblon Papringan Dusun Krandan Kebonrejo Salaman Magelang.(foto : Chandra Yoga Kusuma/magelang ekspres)-Srawung Seni -Magelangekspres.com

MAGELANG - Dengan mengusung "Margi Tresno Ke I Srawung Seni", Krandan Ciblon Papringan Dusun Krandan Kebonrejo Salaman Magelang, Minggu (3/7/2022), ketempatan 450 seniman asal Jawa Timur (Jatim) pentas di lokasi tersebut.

Para seniman yang tergabung dalam Komunitas Srawung Seni melakukan roadshow. Mereka berasal dari Jawa Timur. Komunitas Srawung Seni bekerja tidak berdasar surat perintah, namun merupakan panggilan hati.

"Kegiatan ini sekaligus untuk nguri-uri kesenian tradisional yang kita miliki. Jadi kami bersama dengan teman seniman mengadakan acara ini  dari tempat satu ke tempat lain, untuk memberikan wadah dan kesempatan buat anak-anak mengekpresikan dirinya di seni tari," ucap Mamik Sudarsi, pimpinan sanggar seni Army Dance Production Surabaya di sela-sela kegiatan.

Para seniman datang dari berbagai sanggar di Jatim. Ada Surabaya, Sidoarjo, Batu, Malang, Situbondo, Banyuwangi dan hampir seluruh kota dan kabupaten Jatim ada perwakilannya.


Menurut Mamik, Komunitas Srawung Seni bisa tampil di Krandan karena ada temannya yang mengundang. Salah satunya adalah di Krandan Ciblon Papringan Salaman.

Mamik mengatakan, Komunitas Srawung Seni baru terbentuk pada Januari lalu. Salah satu agenda dari komunitas ini adalah silaturahmi seni tiga bulan sekali. Dari Magelang, selanjutnya akan silaturahmi ke Situbondo dan Bali.

Kegiatan lainnya adalah saling berbagi pengalaman dari senior ke junior, dari tua ke muda juga ke anak-anak. Selain itu berdiksusi kemudian workshop berbagi ilmu.

Harapannya, semua seniman akan terus berkarya dan menghasilkan karya terbaiknya. Sedangkan untuk pendanaan, semua berasal dari tabungan anggota komunitas.


"Kami tekankan kepada anak-anak, kalau ingin mencapai rekreasi seni ya harus menabung. Alhamdullilah, orang tua juga mendukung. Orang tua paham, menari tidak hanya "megal-megol", hura-hura, namun ada misi yang diemban, yakni mengenalkan seni kepada teman-teman, adik-adik, cucu dalam melestarikan budaya," papar Mamik.

Selama di Krandan, komunitas ini diterima dengan tangan terbuka oleh warga setempat. Mereka tidak menginap di hotel-hotel namun di rumah warga dan berbaur dengan mereka.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu Pengelola objek wisata Krandan Ciblon Papringan, Agus Daryanto mengatakan, dirinya dengan beberapa owner lainnya menyambut baik kedatangan para seniman dari Jatim.

"Kami kebetulan berteman cukup lama dengan mas Ompong yang membawa para seniman ke sini. Kebetulan kami punya tempat, makanya kami menerima mereka," ungkap Agus.

Menurut Agus, sebelum ke Krandan Ciblon Papringan, mereka lebih dulu roadshow ke Malioboro dan Borobudur. Kehadiran mereka ke Krandan Ciblon, cukup efektif untuk promosi wisata yang akan di soft opening pada Agustus mendatang.

Krandan Ciblon Papringan sendiri merupakan wisata edukasi yang dibangun oleh dirinya dan beberapa owner, seperti Bambang, Choirul Sholeh dan Titi Sari. Wisata edukasi menjadi andalan dari objek wisata ini, seperti seni tari, seni rupa, musik, pertanian dan peternakan.

"Jadi nanti kita ada tempat untuk mereka yang ingin belajar menari, seni rupa, musik, pertanian ataupun peternakan juga outbond," ungkapnya.

Pengelola Krandan Ciblon Papringan, Titi Sari menambahkan, kegiatan srawung seni ini, merupakan pengenalan lebih dulu wisata edukasi Krandan Ciblon Papringan. Dengan banyaknya kegiatan, maka objek wisata ini akan semakin dikenal oleh masayrakat dari berbagai daerah.

"Imbasnya tetap kepada kesejahteraan warga sekitar, karena UMKM sekitar lokasi ini akan semakin tumbuh," tuturnya.(cha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com