Kurikulum Merdeka Diterapkan dengan BLS, Tak Pakai Kertas Lagi

Kurikulum Merdeka Diterapkan dengan BLS, Tak Pakai Kertas Lagi

DIGITAL. Bentara Learning System diluncurkan di SMA Bentara Wacana sebagai penerapan Kurikulum Merdeka.(foto : Chandra Yoga Kusuma/magelang ekspres)-Bentara Learning System (BLS)-Magelangekspres.com

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Magelang, yaitu SMA Bentara Wacana di Muntilan Magelang, menerapkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembabgan karakter dan kompetensi peserta didik.

Kepala SMA Bentara Wacana, Kurniawan Dwi Handoko S.PAK mengatakan, penerapan Kurikulum Merdeka, di sekolahnya didukung dengan Bentara Learning System (BLS), sebuah sistem yang dirancang untuk pembelajaran digital.

"Bentara Learning System ini berisi materi dari guru, tugas sekolah dan siswa mengerjakan tugas di sistem tersebut, tidak menggunakan kertas lagi, dan orang tua bisa memantau akses ke BLS. Tuntutan implementasi dari Kurikulum Merdeka teknologi harus dikedepankan," terang Kurniawan Dwi Handoko, saat launching BLS disekolah tersebut, Kamis (11/8/2022).

Secara teknis penerapan BLS tersebut dengan menggunakan laptop dan HP dalam proses belajar siswa. Khususnya untuk pelajaran teori bukan praktek.

"Sementara ini Laboratorium Komputer masih terbatas, sehingga pembelajaran menggunakan HP siswa, tugas diupload di sistem tersebut. Termasuk orang tua siswa diharapkan juga turut menjadi melek teknologi, karena bisa turut memantau di BLS, termasuk mengakses nilai siswa di sistem tersebut, bisa diakses dari rumah juga," jelas Kurniawan.

Tim Pengembangan BLS, Dr Wahyudi dari UKSW Salatiga mengatakan, BLS adalah ruang virtual untuk belajar siswa, untuk memberikan suplemen bisa menungkinkan perserta didik bisa belajar kapan saja dan di mana saja.

"Bisa dikatakan belajar mandiri, sesuai dengan Kurikulum Merdeka, yang merdeka belajar di mana saja. Termasuk guru juga merdeka menyediakan materi tanpa dibatasi waktu. Siswa dan guru tidak kemana-mana karena di sistem tersebut sudah ada semuanya. Dan goalnya adalah mencetak pelajar Pancasila, sesuai tujuan pemerintah" jelas Wahyudi.

Adapun konsep pembelajaran pelajar Pancasila adalah pelajar mampu mengembangkan karakter melalui spiritualitas (SQ), kreatifitas, imajinasi dan intelegensi (IQ). 10 faktor utama agar sukses, jujur, disiplin, mudah bergau, dukungan pendamping, belajar lebih keras, membangun relasi.

Model BLS ada 3 CM (Cool, Critical, Creative meaningful) menyenangkan tapi menantang, tapi kritis menghasilkan produk kreatif dan memberikan makna dan pembentukan pembiasaan baik. Kelebihan 3 CM, ada hirarki berpikir yang runtun, ada kesempatan berkarya, dan pembentukan karakter baik.

"Di dalam Kurikulum Merdeka diajarkan berbasis proyek, sehingga mendapatkan pengalaman atau kompetensi. Di BLS juga sama, memberikan peluang kesana dengan modal 3 CM tadi. Di bagian kreatifnya akan menghasilkan karya sebagai perwujudan dari kompetensi yang telah dimiliki," papar Wahyudi.(CHA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com