130 Meninggal, Tragedi Kanjuruhan Catatan Terburuk Sepanjang Sejarah

130 Meninggal, Tragedi Kanjuruhan Catatan Terburuk Sepanjang Sejarah

Polisi menembakkan gas air mata hingga ke area tribun penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022, tragedi kelam yang membuat 130 korban jiwa melayang. foto : twitter @akmanarhali--

MALANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Jumlah korban meninggal dunia pascatragedi kerusuhan suporter sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menjadi 130 orang. Tragedi ini akan tercatat dalam sejarah kelam persepakbolaan tanah air dan dunia.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, seperti dikutip palpers.disway.id merinci dalam kerusuhan itu, sebanyak 130 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Korban yang tewas itu terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi.

“Telah meninggal 130 orang, dua di antaranya anggota Polri,” ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.

Nico mengatakan, para korban keluar ke satu titik di pintu keluar, kemudian terjadi penumpukan. Penyebab ini yang diduga membuat para suporter mengalami sesak napas.

“Di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” imbuhnya.

Ratusan jenazah mulai didentifikasi petugas kesehatan dari dinas setempat. Keluarga korban pun mulai mendatangi rumah sakit yang ada di Malang.

Selain itu, sebanyak 180 orang suporter lainnya terluka masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Nico menyesalkan sekaligus turut berduka cita atas tragedi itu. Menurutnya, tidak ada masalah saat pertandingan digelar selama 90 menit antara Arema FC melawan Persebaya dengan skor akhir 2-3 tersebut.

Namun usai pertandingan kericuhan mulai terjadi. Dugaannya, suporter kecewa karena selama ini mereka selalu menang melawan Persebaya di partai kandang sejak 23 tahun. Kekalahan itupun membuat mereka kecewa dan memaksa masuk ke area stadion.

Polisi membuat tindakan untuk menghalau massa dari area stadion. Polisi juga melepaskan beberapa gas air mata. Asap mengepul juga terlihat di area tribun penonton.

Ribuan suporter ini kemudian mencoba segera keluar dari stadion, karena kondisi sudah sangat mencekam. Sayangnya, kondisi pintu keluar penuh sesak. Mereka terkonsentrasi di pintu 10 stadion yang membuat penumpukan massa.

Korban yang meninggal mencapai ratusan orang ini diduga karena sesak napas dan terinjak-injak.

Tragedi ini menambah catatan kelam persepakbolaan dunia. Peristiwa yang terjadi di Malang, Indonesia bahkan akan langsung masuk di posisi kedua dunia jika melihat korban yang begitu banyak, yakni mencapai 130 jiwa.

Tragedi di Argentina, 1968 yang menewaskan 74 orang dan Skotlandia 1971 dengan 66 korban tewas dipastikan akan tergeser dengan peristiwa yang terjadi di Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: