Strategi Atasi Titik Kosong Pembelajaran Daring Selama Pandemi

Strategi Atasi Titik Kosong Pembelajaran Daring Selama Pandemi

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi. foto : larasati putri/magelang ekspres--magelang ekspres

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID – Pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat melakukan pembatasan sosial berdampak pada perubahan perilaku dan karakter peserta didik di Kota Magelang.

Tidak sedikit peserta didik kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan secara optimal. Sebab, peserta didik dipaksa menerima pembelajaran hanya lewat daring saja, sehingga unsur fundamental dalam pendidikan yakni karakter integritas dan moralitas mengalami penurunan.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Imam Baihaqi, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin, 16 Januari 2023.

Menurutnya, situasi pembelajaran selama masa pandemi memang tidak dapat dikendalikan dengan baik. Ditambah, penggunaan ponsel peserta didik yang terlalu tinggi membawa pengaruh mental maupun karakter mereka.

`Saat kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dengan posisi anak tanpa pendampingan di rumah otomatis pengawasan akan berkurang, ini yang menjadikan anak-anak bebas dan kurang disiplin,` ujarnya.

Terlebih lagi, terbatasnya peran guru dalam melakukan pembinaan secara langsung kepada siswa-siswi juga turut memengaruhinya. Padahal kontribusi tenaga pendidik yang cukup penting dalam melakukan pengontrolan terhadap perilaku anak, konseling, kedisiplinan, maupun moral.

Ia menambahkan, secara tak langsung, penggunaan gawai sebagai kebutuhan utama pembelajaran memberi dampak negatif terhadap pemakaian yang terlalu lama. Justru membuka peluang anak-anak bermain ponsel lebih lama, ketimbang saat pembelajaran dilakukan secara tatap muka.

`Sebelumnya ada pembelajaran daring, para siswa bahkan dilarang membawa gawai di kelas. Tapi saat pandemi kemarin, justru penggunaan handphone adalah alat utama,` papar dia.

Imam menyebut, perilaku menyimpang yang dilakukan para peserta didik di media sosial belakangan ini juga ditengarai penggunaan gawai yang berlebihan.

`Di sosial media sering ditampilkan hal-hal yang tidak baik. Penyebabnya karena minim pendampingan dan penggunaan ponsel sudah menjadi kebutuhan mendesak. Mau tidak mau, siswa harus menggunakan ponsel dalam waktu relatif lebih lama,` ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, pihaknya bersama sejumlah aparat keamanan dan penegak hukum terus melakukan inspeksi mendadak, razia, dan sosialisasi kepada siswa agar dapat bijak berinteraksi dengan sosial media.

`Tetap berikan pendampingan kepada anak anak kita, lakukan monitoring terhadap semua barang bawaan yang dibawa siswa dan terus berkomunikasi secara rutin dengan orang tua untuk mengetahui situasi dan kondisi anak di luar lingkungan pendidikan,` pungkasnya. (mg4)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres