Sistem Among, Tuntut Guru Melek Teknologi
Salah satu Guru SMK Wiyasa Kota Magelang, Dwi Anugrah-FOTO : LARASATI PUTRI-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dalam dunia pendidikan, Sistem Among merupakan metode pembelajaran yang cocok untuk mengoptimalkan potensi para siswa.
Hal tersebut diterangkan oleh guru SMK Wiyasa Kota Magelang, Dwi Anugrah saat dihubungi oleh wartawan Magelang Ekspres Online pada Kamis, 4 Mei 2023.
Guru berpretasi ini juga menyebutkan bahwa metode pembelajaran itu berfokus pada penggalian bakat peserta didik. Akarnya diinspirasi dari konsep triloka yang digagas Ki Hadjar Dewantara.
“Sistem Among merupakan nama lain Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mengawal para siswa memiliki tumbuh kembang sesuai dengan jiwa kemerdekaanya,” tegasnya.
Sehingga, para murid dapat berekspresi secara bebas tanpa meninggalkan ilmu pengetahuan.
“Hasil akhirnya mereka dapat mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan bermasyarakat melalui prinsip cipta, rasa, dan karsa,” imbunya.
Disini tenaga pendidik berperan untuk mendampingi seluruh siswa dengan teknik belajar yang menyegarkan dan menyenangkan. Salah satunya dengan mengelaborasikan pengetahuan yang dimiliki lewat pemanfaatan teknologi.
“Teknologi sendiri mampu menjadi media yang digunakan untuk mengaplikasikan materi selama pembelajaran berlangsung. PRnya hanya mau atau tidaknya seorang guru menggunakaanya,” ujarnya.
Dwi Anugrah berkata bahwa semua dapat dipelajari dalam tahapan proses, asalkan ada pembiasaan dalam penggunaan perangkat teknoogi setiap waktu.
“Sekarang ini tergantung dari niat untuk mau belajar atau tidak. Apabila niat terus bertumbuh, sudah dapat diyakini pasti akan bisa menguasai perangkat tersebut sesuai harapan,” tuturnya.
Untuk melakukan perubahan tersebut, diperlukan kompetensi pedagogis yang dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi pedagogis selama ini masih diartikan sangat sempit, yaitu kemampuan hanya semata-mata untuk menyampaikan pembelajaran.
Menurutnya, pedagogis perlu dimaknai mencakup konsep kesiapan mengajar. Adapun yang perlu mendapat perhatian, kesiapan mengajar seorang guru tidak hanya sekadar ditunjukkan dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar, namun perlu juga dicermati sejauh mana kapabilitasnya untuk menyerap kultur keguruan di era kekinian yang penuh dengan dinamika perubahan.
Dirinya juga menjelaskan, dengan segala perubahan yang terjadi, substansi pendidikan tidak akan berubah, karena pada hakikatnya pendidikan adalah proses belajar menjadi manusia seutuhnya dengan memelajari dan mengembangkan kehidupan sepanjang hayat baik lingkup mikrokosmos maupun makrokosmos. (ras)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres