Fakta-fakta Gunung Padang Peradaban Atlantis yang Hilang Ada di Indonesia?

Fakta-fakta Gunung Padang Peradaban Atlantis yang Hilang Ada di Indonesia?

Ilustrasi benua yang hilang Atlantis setelah diterjang air bah yang dahsyat.--INSTAGRAM

Dari hasil berbagai riset terkini yang telah dilakukan baik oleh peneliti dalam Negeri di bawah TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) maupun peneliti dari luar negeri.

Ditemukan fakta-fakta yang membuktikan bahwa Situs Gunung Padang memiliki usia yang sudah sangat tua.

Bahkan ada kemungkinan akan menjadi peninggalan peradaban yang tertua di bumi. Hal ini didukung dengan berbagai hasil pengujian karbon pada sampel-sampel yang diperoleh dari berbagai titik.

Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) milik Amerika Serikat yang bertempat di Miami telah merilis hasil uji karbon pada sampel coring yang ada di sejumlah titik.

Hasilnya menunjukkan bahwa usia Situs Gunung Padang ini lebih tua dari 11 ribu tahun.

Bahkan yang lebih mengejutkan lagi yaitu adanya temuan pada kedalaman lapisan 5-12 meter yang diperkirakan berusia lebih tua dari 22.000 Tahun SM.


Situs Gunung Padang dan pandangan arkeolog soal kandungan di dalamnya.--INSTAGRAM

3. Riset Gunung Padang Di Tawar Seharga 12 Triliun

Tidak main-main, riset di situs megalitikum yang fenomenal ini sempat ditawar seharga Rp12 Triliun.

Penawaran itu dilakukan oleh seorang pengusaha pribumi yang mewakili sebuah konsorsium (pembiayaan bersama suatu proyek atau perusahaan beberapa bank atau lembaga keuangan) dengan ketentuan uang sejumlah 12 Triliun tersebut di tukar dengan 60 persen saham riset.

Anda bisa menebak seperti apa mereka melihat kemungkinan besar yang ada di balik situs megalitikum yang ada di Cianjur, Jawa Barat ini.  Mungkinkah ada harta karun yang terkubur di dalamnya?

4. Bangunan Raksasa Tertimbun Di Bawah Situs Gunung Padang

Jika kita coba mengulas kembali sejarah penemuan Candi Borobudur yang pada awalnya juga hanya tampak seperti bukit yang dipenuhi dengan batu-batuan berukir di atasnya.

Posisinya pun terlihat berantakan dan hanya terlihat ujung-ujungnya saja.

Pada tahun 1814 Thomas Stamford Raffles yang pada masa itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Jawa mengerahkan 200 orang pekerja untuk membersihkan dan melakukan penggalian di bukit tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: