WADUH! LGBT Marak Terjadi di Wonosobo

WADUH! LGBT Marak Terjadi di Wonosobo

Dokumen foto situasi di RSUD KRT. Setjonegoro Kabupaten Wonosobo--

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Orientasi seksual up-normal atau yang disebut LGBT marak terjadi di Wonosobo. RSUD KRT Setjonegoro ungkapkan masa inkubasi virus HIV/Aids dari aktivitas seksual sesama pria sumbu gejalanya lebih cepat dirasakan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam (SPPD) RSUD setempat, Dr. Erlyn Yuanita sebutkan, singkat waktu penularan HIV/Aids paling cepat hanya 3 bulan setelah berhubungan seks.

"Orientasi seksual sesama pria ini berbahaya karena jalurnya bukan untuk berhubungan intim. Gejala normal dirasakan 5 hingga 10 tahun, tapi untuk orang homo itu 3 sampai 5 bulan sudah mengalami gejalanya," ungkap Dr. Erlyn Yuanita, SPPD RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wonosobo, saat dihubungi pada Senin (3/7).

BACA JUGA:Benih Lokal Bawang Putih Unggulan Itu Diberi Nama 'Geol Temanggung Agrihorti' atau GTA

Diceritakan, dirinya telah temui adanya grup jaringan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Wonosobo yang terdiri dari anak-anak usia 17 hingga 24 tahun.

"Saya tidak sengaja tahu itu dari seseorang, dan saya tidak mau tahu nama grupnya karena kebayang betapa mengerikannya kalau kasus HIV meningkat karena kurang pengawasan terhadap anak," katanya.

Dikatakan, pihaknya kini telah merawat sebanyak 1061 pasien. Di antaranya sudah gugur dan beberapa pasien lainnya kabur dari proses pengobatan.

"LGBT ini marak terjadi di Wonosobo sudah mulai muncul. Dan sejumlah pasien berusia produktif," ucapnya.

Dirinya berharap, program sosialisasi dan pengawasan terhadap anak agar dilakukan lebih masif. Pasalnya HIV/Aids perlu diobati seumur hidup pasien.

BACA JUGA:PPDB Hampir Selesai, Disdikpora Wonosobo Kantongi Sejumlah PR

"Hubungan seksual normal bersama orang dengan HIV/Aids (ODHA) saja bahaya, apalagi sesama jenis yang inkubasinya 95 persen lebih cepat dirasakan gejalanya," ungkapnya.

Ia berharap anak muda yang sudah terlanjut di kondisi itu harus segera diselamatkan. Hal itu sebagai upaya untuk mencegah dan antisipasi LGBT yang terjadi semakin marak di Wonosobo.

"Kalau anak remaja kita sudah berada di situasi itu, harus diselamatkan. Karena setelah kena virusnya, pasien harus berobat konsisten. Kalau tidak konsekuensinya harus lakukan perawatan lini dua atau pengobatan yang dosisnya lebih tinggi," tandasnya. (mg7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres