DUH! Petani Tembakau dan Kentang di Wonosobo Tidak Dapat Subsidi Pupuk Lagi

DUH! Petani Tembakau dan Kentang di Wonosobo Tidak Dapat Subsidi Pupuk Lagi

Aktivitas petani kentang di Kabupaten Wonosobo -ISTIMEWA-DOKUMEN

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dua komoditas andalan di Kabupaten Wonosobo yakni petani kentang dan tembakau kini tidak lagi mendapat jatah subsidi pupuk.

Oleh karena itu, Pemkab Wonosobo telah melayangkan surat permohonan kepada Kementan RI dan DPR RI agar beleid penetapan produk tani bersubsidi dikaji ulang.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengungkapkan, meski surat telah dilayangkan terkait usulan peninjauan kembali rencana subsidi pupuk, tapi sejauh ini Pemerintah Pusat belum merespons.

"Pemkab Wonosobo ingin beleid Pusat direvisi. Tapi hasilnya (yang sudah diusulkan) masih nihil," kata Afif Nurhidayat saat mengisi sambutan di acara pelatihan public speaking bagi penyuluh pertanian di RM Sari Rasa Kabupaten Wonosobo, Selasa, 8 Agustus 2023.

BACA JUGA:WADUH! Klasemen Sementara Wonosobo Tempati Nomor 2 dari Bawah Porprov Jateng 2023

Untuk diketahui, beleid Kementerian Pertanian (Kementan) RI menetapkan penerima pupuk subsidi hanya petani 9 komoditas.

Ke-9 komoditas petani itu antara lain, petani padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat.

Di luar dari 9 komoditas itu, seperti tembakau dan kentang, maka tidak akan mendapatkan subsidi pupuk.

BACA JUGA:Pupuk Bersubsidi Di Purworejo Diduga Bermasalah

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) Kabupaten Wonosobo, Dwiyama SB menjelaskan, adanya beleid Kementan membuat petani tembakau dan petani kentang risau.

Betapa tidak karena selain tak mendapatkan subsidi pupuk, petani terpaksa harus membeli pupuk dengan biaya mahal.

"Kapan lalu itu seluruh kepala desa di Kecamatan Kejajar (Wonosobo) menyampaikan itu kepada kita. Kita sudah mohonkan ke pusat tapi masih belum bisa," ungkapnya.

BACA JUGA:Wonosobo Darurat Sampah, 110 Ton Sampah Setiap Hari Masuk ke TPA

Dwiyama SB petani risau karena harga pupuk terpaut tinggi. "Beli pupuk biayanya mahal. Kalau ada uang pun belum tentu ada barangnya. Jadi petani ini harus ekstra sabar," imbuhnya. (mg7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres