Hutan Lindung Wonosobo Rawan Kebakaran, KPH Kedu Utara Tegaskan Pengawasan
MATERI. Perum Perhutani KPH Kedu Utara Wonosobo, Yuliyanto saat memaparkan materi pada rapat bersama kepolisian di Ruang Endra Dhamarlaksana Polres Wonosobo -mukarom mohammad/wonosobo ekspres-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANG EKSPRES - Hutan seluas 9.928,46 Hektar (Ha) di WONOSOBO pada kawasan KPH Kedu Utara, sebagiannya dinilai cukup rawan kebakaran. Sekitar 1. 898,81 Ha lahan hutan di antaranya, kerap ditemui terjadinya kebakaran dan terakhir dijumpai pada tahun 2019 silam.
Aster Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Kabupaten Wonosobo, Yuliyanto membeberkan, luasan hutan yang rawan kebakaran tersebut meliputi wilayah Dieng, Kleseman, Sigedang, Anggrung Gondok, dan Kecamatan Leksono.
Berdasarkan data yang menunjukkan petak rawan terjadinya kebakaran, dari total seluas 1.898,81 Ha tersebut terbagi ke dalam 48 desa yang didominasi oleh wilayah Sigedang Wonosobo.
BACA JUGA:Nekat Nge-BM Truk, Polisi Amankan 12 Pelajar Di Wonosobo
"Daerah ini yang cukup rawan terjadinya kebakaran. Terakhir terjadi pada 2019 ke belakang, bahkan pernah sampai pernah jadi isu nasional bahkan internasional karena saking hebatnya kebakaran hutan," ungkap Yuliyanto saat ditemui seusai hadiri rapat dengan aparat kepolisian terkait pemetaan wilayah rawan kebakaran di Wonosobo, Selasa (22/8).
Yuliyanto mengatakan, bahwa hutan yang dinilai sangat sering terjadi kebakaran tersebut ternyata sebagian berada di sekitaran Gunung Sindoro, Sumbing, dan Gunung Prau di Kabupaten Wonosobo.
Dirinya menjelaskan, daerah rawan kebakaran itu merupakan hutan yang didominasi oleh hutan lindung yang justru memiliki daya fungsi besar terhadap pola pengendalian adanya berbagai bencana.
Pada pertemuan yang digelar di Ruang Endra Dhamarlaksana Polres Wonosobo tersebut, pihaknya tegaskan kaitannya dengan sinergitas peran untuk menjaga kelestarian hutan yang ada di Wonosobo, terutama di wilayah KPH Kedu Utara.
BACA JUGA:Gelar Lomba, Dandim Cup Pra Liga Pertaruhkan Reputasi Kodim Wonosobo
"Kita harus bersama-sama dengan Polres, TNI, dan pemerintah daerah untuk menata strategi mitigasi. Kalau rencana penanganan bencananya saya kira perlu, tapi saat ini pengawasan kita (Perhutani KPH Kedu Utara Wonosobo) cukup kuat," ucapnya.
Yuliyanto menyampaikan, meskipun dengan luas hutan hampir 10 Ha tersebut, pengawasan masih dilakukan oleh 20 orang sebagai petugas KPH yang berada di lapangan dan memantau secara rutin untuk menjaga agar tidak terjadi musibah kebakaran.
"Dibilang kewalahan sih tidak. Karena kita dibantu juga kok sama komunitas pendaki, terus ada juga kawan dari basecamp yang jumlahnya lebih dari 30 orang per basecamp," katanya.
Kebakaran yang sering terjadi di sekitar Gunung Sindoro, Sumbing, dan Gunung Prau itu ternyata banyak disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang lalai saat membuang puntung rokok ke hutan.
BACA JUGA:99 Bacaleg Di Wonosobo Gugur DCS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres