Bagaimana Nasehat untuk Allah, Ini Penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Ustadz Syafiq Riza Basalamah--
MAGELANG EKSPRES - Agama yang Allah turunkan memang berisi nasihat, yakni menginginkan kebaikan buat semua orang, walaupun sebagian orang merasa berat dengan Agama ini. "Tanpa Agama ini, Indonesia atau dunia ini, mereka akan saling menzalimi. Yang kuat akan memakan yang lemah, batu akan disembah, bangkai akan dimakan, kembali kepada masa Jahiliyah."ungkap Ustadz Syafiq.
Allah menurunkan agama sebagai nur atau cahaya yang menerangi kegelapan. Maka agama berisi nasehat kebaikan. Bagaimana nasihat untuk Allah?
1. Mengikhlaskan ibadah untuk Allah 'Azza wa Jalla.
Beribadah kepada Allah dengan penuh cinta dan pengagungan. Karena Allah 'Azza wa Jalla, Dia Rabb kita yang mencintai hamba-Nya, maka hendaklah kita mencintai Allah, melaksanakan perintah-Nya, agar mencapai cinta Allah 'Azza wa Jalla.
2. Mengagungkan Allah, supaya terjauh dari larangan-larangan Allah 'Azza wa Jalla karena takut.
Orang yang hanya beribadah dengan cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla tanpa mengagungkannya, penuh dengan harapan saja, meremehkan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah 'Azza wa Jalla.
3. Senantiasa berdzikir mengingat Allah dengan hati, lisan dan raganya.
Dengan hati, maka dalam semua kondisi kita bisa berdzikir. Kita akan mengingat Allah selalu dalam apa yang dipandang dengan mata kita.
Kemudian pendengaran kita, digunakan untuk mendengarkan apa yang mengingatkan kepada Allah, bukan membuatnya lalai. Karena ada orang yang mendengarkan perkara-perkara yang membuat dirinya lupa sama Allah 'Azza wa Jalla. Seperti musik-musik, lagu-lagu, yang kemudian menjadikan kita tenggelam dalam hal-hal tersebut, lupa dengan Allah 'Azza wa Jalla.
Adapun mengingat dengan lisan, ucapan lisan dan dengan raga kita, hendaklah kita melaksanakan ibadah kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ketika mendengarkan azan dikumandangkan, "hayya 'alas-shalah" kita langsung mengatakan dengan lisan, "laa haula wala quwwata illa billah" Kemudian kita menuju ke tempat wudhunya untuk bersuci, dan selanjutnya shalat dengan raganya dalam mengingat Allah.
Jadi bukan berarti orang yang sudah ingat sama Allah sama hatinya, dia tidak shalat. Kita diperintahkan untuk mengingat Allah selalu dengan hati, lisan dan raga kita. Tapi kalau dengan raga kita, ada kondisi-kondisi tertentu yang memang diperintahkan menggunakan raga kita.
4. Merasa cemburu ketika melihat kehormatan Allah dilanggar, yang Allah larang dilanggar.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu tidak pernah marah untuk dirinya. Kebanyakan kita itu marah untuk dirinya sendiri; marah untuk dagangannya yang diambil, marah karena ditipu sama orang.
Pernahkah kita marah ketika melihat hukum-hukum Allah dilanggar? Bahkan kita siap mempertaruhkan nyawanya ketika ada yang meremehkan hukum Allah, mencela, menghina ayat-ayat Allah 'Azza wa Jalla. Maka kita akan bangkit. Ini termasuk nasihat. Kita membela Allah 'Azza wa Jalla. Kemudian dia berusaha jangan sampai agama Allah ini tercela gara-gara perbuatan kita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres