Meski Kemarau, Hasil Panen Cabai di Temanggung Masih Stabil

Meski Kemarau, Hasil Panen Cabai di Temanggung Masih Stabil

PETIK. Salah satu petani cabai di Kecamatan tembarak sedang memetik cabai. -Setyo wuwuh/temanggung ekspres-MAGELANG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANG EKSPRES - Sebagai salah satu penghasil cabai di Jawa Tengah, kabupaten Temanggung sampai saat ini masih konsisten mengirim cabai ke sejumlah daerah, meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung, Joko Budi Nuryanto, petani di Kabuapten Temanggung saat ini tidak hanya bercocok tanam tembakau saja saat musim kemarau, namun sebagian petani menerapkan pertanian tumpang sari antara tembakau dan cabai.

Sehingga lanjutnya, ketika musim kemarau seperti saat ini, tetap masih banyak tanaman cabai yang produktif. Dengan demikian masih banyak petani cabai yang panen.

BACA JUGA:Infrastruktur Pengairan di Temanggung Digelontor Miliaran Rupiah

"Terutama petani yang mempunyai lahan sawah, dan sebagian tegalan, karena dengan sistem tumpang sari seperti ini sangat menguntungkan petani," katanya.

Menurutnya, cabai hasil produksi petani di sejumlah kecamatan yang ada di Temanggung, rata-rata dikirim kesejumlah daerah seperti, Jakarta, Sumatera, NTB dan beberapa da yang kirim ke Kalimanatan.

Dikatakan, pengiriman dilakukan setiap hari sesuai dengan jumlah cabai yang dipanen oleh petani, rata-rata jumlah produksi cabai dari seluruh petani di Temanggung 20 sampai dengan 25 ton per hari.

Jumlah tersebut lanjutnya, dari luasan tanaman cabai seluas antara 400-600 hektare yang tersebar di sejumlah kecamatan. Tanaman tembakau di Temanggung tahun ini sekitar 13.500 hektare, namun sebagian petani juga menanam cabai, bahkan cabai ditanam di sela-sela tanaman tembakau.

BACA JUGA:Bahagianya Petani Cabai di Temanggung, Harga Jual Semakin Naik

"Meskipun luas tanaman cabai tidak maksimal, karena tidak ada penambahan tanaman baru saat kemarau karena terkendala air, Temanggung masih bisa memasok komoditas ini ke daerah lain," katanya.

Ia menuturkan,usia cabaiyang saat ini mulai produksi rata-rata berusia antara 3 hingga 4 bulan, meskipun saat ini produksinya tidak maksimal namun setiap hari tetap ada petani yang panen cabai.

Di musim kemarau seperti ini yang menjadi kendala utama memang air, tapi dengan teknologi yang diterapkan petani, cabai masih bisa bertahan dan tetap produksi. (Set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres