Tabrakan Kereta Api 1943 di Magelang Jadi Tragedi Paling Berdarah Sepanjang Sejarah Transportasi Indonesia

Tabrakan Kereta Api 1943 di Magelang Jadi Tragedi Paling Berdarah Sepanjang Sejarah Transportasi Indonesia

Kecelakaan paling mematikan sepanjang sejarah Indonesia di Magelang-Repro Bagus Priyana-Facebook

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES -- Di tengah publik yang santer ramai dengan berita kecelakaan bus Eka dan bus Sugeng Rahayu, sebuah akun X membagikan informasi tragedi kecelakaan paling berdarah dan mematikan di sejarah Indonesia. Rupanya tragedi kecelakaan dua kereta api itu terjadi di Magelang pada tahun 1943.

Tulisan tersebut dibuat oleh Gubernur Kota Toea Magelang (KTM) Bagus Priyana. Pemuda asal Magelang yang begitu mengagumi tentang sejarah Indonesia.

Bagus menceritakan ketika dirinya melakukan wawancara dengan almarhum Soekardjo Mangoenwidjojo pada tahun 2009 silam. Almarhum adalah putra saksi hidup yang ketika itu mengabadikan kecelakaan tabrakan dua kereta api.

Potret itu menjadi kenangan hingga kini dan dikenal sebagai kecelakaan paling tragis sepanjang sejarah perkeretaapian Tanah Air.

"Waktu itu bulan April 2009, saya berkesempatan bersilaturahmi dengan Soekardjo, seorang mantan pegawai perusahaan kereta api (dulu DKA/Djawatan Kereta Api, kini PT KAI)," tulis Bagus Priyana dalam akun Facebooknya.

Soekardjo adalah karyawan DKA dari tahun 1950-an hingga 1970-an. Sedangkan Ayahnya dahulu juga bekerja di perusahaan kereta api zaman Belanda hingga era kolonial Jepang.

Pada sekitar tahun 1943-an saat awal Jepang masuk ke Magelang, Ayah Soekardjo menjabat sebagai Kepala Stasiun (KS) Blabak Magelang.

Dengan cerita yang runut dan runtut, Bagus mereka ulang ilustrasi yang digambarkan oleh Almarhum Soekardjo.

BACA JUGA:FAKTA BARU! Kronologi Kecelakaan Bus Eka vs Sugeng Rahayu 3 Orang Meninggal di Tempat

Peristiwa tragis yang dialami oleh ayah Soekardjo semasa hidupnya dan Soekardjo sendiri masih berusia remaja. Meski dia belum bekerja di perusahaan kereta api, tapi peristiwa berdarah itu tak bisa ia lupakan semasa hidupnya.

Sebuah tragedi besar yang menjadi sejarah kelam perkeretaapian di wilayah Magelang tatkala tabrakan maut antara dua kereta api uap atau pada saat itu biasa disebut dengan sepur trutug/kluthuk di selatan jembatan rel kereta api Kali Elo.

Lokasinya berjarak sekitar 1 kilometer ke selatan dari pertigaan Blondo, Dusun Pare, Desa Blondo Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang.

"Tabrakan maut itu tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, benar-benar memilukan," tulis Bagus Priyana.

Dengan nada terbata-bata dan mata nanar, Soekardjo, kata Bagus, masih berusaha mencoba membuka memori ingatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fb bagus priyana