Mitos Bisa Pegang Tangan Buddha di Borobudur, Bisa Dapat Berkah?

Mitos Bisa Pegang Tangan Buddha di Borobudur, Bisa Dapat Berkah?-TANGKAPAN LAYAR-Pixabay
Kunto Bimo di Candi Borobudur-TANGKAPAN LAYAR-Pixabay
Lebih lanjut, seorang arkeolog Belanda, August Johan Bernet Kempers (1906-1992), juga telah menyebut fenomena ini dalam bukunya yang berjudul Ageless Borobudur.
Perilaku pengunjung Candi Borobudur yang memberikan perhatian khusus pada arca Buddha di Arupadatu tidak diketahui dengan pasti.
BACA JUGA:Ramalan Jayabaya Pulau Jawa Akan Terbelah Jadi Dua karena Letusan Gunung Slamet?
Terutama mengenai alasan mengapa bagian dari arca yang harus disentuh adalah jari manis dan tumit.
Diduga hal ini juga merupakan tindakan tidak benar agar para pengunjung tidak dengan mudah melakukannya, sehingga kemungkinan kecil atau sedikit wisatawan yang akan berhasil melakukannya.
Larangan merogoh Kunto Bimo sebenarnya sudah lama diberlakukan demi menjaga kelestarian batuan candi.
Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Suwarno, menyatakan bahwa tindakan merogoh patung sebenarnya dapat merusak batu-batu yang melindungi patung tersebut.
Pujo Suwarno juga menjelaskan mengapa wisatawan seharusnya tidak melakukan hal ini, mengingat usia candi yang semakin tua.
BACA JUGA:Dibalik Pesona Gunung Sumbing yang Menajubkan, Tersimpan 'Misteri' yang Wajib Anda Ketahui!
Terlebih lagi, jika tindakan ini dilakukan di bawah terik matahari di mana tangan dan kaki wisatawan mengeluarkan keringat yang akan menempel pada batu saat berusaha merogoh arca Kunto Bimo.
Keringat yang menempel pada batu mengandung garam yang dapat menimbulkan penyakit pada batuan pada candi yang dibangun sejak abad ke-8.
Dikhawatirkan tindakan ini akan membuat batu-batu penyusun stupa dan arca menjadi keropos seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, demi menjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah tersebut, Pujo Suwarno mengingatkan para wisatawan untuk tidak merusak dan menyakiti batu penyusun stupa dan arca tersebut.
Memang sejatinya, mitos terkait Kunto Bimo ini menjadi permasalahan dalam upaya pelestarian Candi Borobudur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres