Embung Semawung Purworejo Dioptimalkan Jadi Destinasi Wisata Eksotis

Embung Semawung Purworejo Dioptimalkan Jadi Destinasi Wisata Eksotis

EKSOTISME EMBUNG SEMAWUNG. Sejumlah warga dan pengunjung menikmati eksotisme Embung Desa Semawung Kecamatan Purworejo dengan melakukan beragam aktivitas pada Minggu (1/10) siang-EKO SUTOPO-MAGELANG EKSPRES

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES -- Kemarau berkepanjangan mengakibatkan surutnya air yang tertampung di Embung Desa Semawung Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat pemerintah desa dan pengelola untuk mengotimalkan fungsi embung. 

Cadangan air yang kian menipis terus dijaga untuk mengantisipasi kebutuhan darurat pertanian. Sementara untuk  biaya perawatan sekaligus meningkatkan pendapatan asli desa (PAD), kawasan embung digarap menjadi destinasi wisata yang memanjakan pengunjung.

Langit biru berpadu gumpalan awan putih tampak tergambar dalam jernihnya air  Embung Semawung, Minggu 1 Oktober 2023 siang. Sejumlah anak bersama orang tuanya asyik bermain air dan mengitari embung menggunakan bebek air kayuh.

Sekelompok remaja duduk santai di pinggiran sembari menikmati kuliner serta memandang warga bermain layang-layang.

“Ini baru pertama. Istri tahu dari story WA teman, lalu langsung mengajak anak-anak kesini. Ternyata lokasinya asyik, pemandangannya bagus, dan ada wahana permainan bebek air, jadi ya anak-anak betah,” kata Nova (36), pengunjung asal Kelurahan Sindurjan Kecamatan Purworejo. 

BACA JUGA:Keindahan Pantai Jatimalang yang Berganti Nama Jadi Pantai Dewa Ruci, Simak Penjelasannya!

Wahana bebek air kayuh memang masih baru, tetapi mulai dikenal dan melambungkan nama Embung Semawung. Lokasinya yang mudah dijangkau, sekitar 6 Kilometer dari pusat  kota Purworejo, membuat pengunjung antusias berdatangan dari luar desa dan kecamatan. 

Akhir pekan, Minggu, atau hari libur menjadi waktu favorit. Rata-rata dalam sehari tingkat kunjungan mencapai puluhan orang. Belum ada biaya tiket masuk dan parkir. Sementara tarif bebek air kayuh cukup murah, hanya Rp10 ribu per durasi 20 menit. 

“Dua bulan lalu, saat awal-awal ada bebek kayuh ya ramai sekali, khususnya warga lokal. Kalau sekarang yang naik bebek kayuh per hari rata-rata belasan pengujung, kebanyakan anak-anak bersama orang tuanya,” ujar Eddy Tjatur Prabowo (51), Pengelola Unit Wahana Bebek Air Kayuh.

Menurut Edyy, sudah lebih dari 2 bulan ini penyurutan air tak terhindarkan mengingat embung sangat bergantung hujan dan aliran air daerah irigasi (DI) Kalisemo. Namun, untuk wahana bebek air kayuh masih aman.

“Kedalamannya ini 1,5 meter, sekarang surut jadi sekitar 80-an centimeter. Kalau untuk satu bulan ke depan semoga masih aman dan segera hujan,” sambungnya.

Embung Semawung dikelola oleh  Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kalimassada. Selain Wahana Bebek Air Kayuh, ada pula unit usaha lain berupa wisata kuliner di sekitar lokasi embung, wisata petik buah kelengkeng, internet desa,  dan outbond. 

Kendati belum maksimal, sejumlah unit tersebut cukup membantu dalam hal pemberdayaan masyarakat dan menyokong PAD. 

“Selama ini PAD untuk satu semester dari semua unit Bumdes rata-rata ya sekitar Rp15 juta, tapi untuk wahana wisata yang embung ini belum dirinci karena masih baru, sekitar 2 bulan berjalan, tapi lumayan banyak,” sebut Direktur Bumdes Kalimassada, Pitoyo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres