5 Tempat Wisata di Magelang untuk Pelajar yang Berbudget Minim, Dijamin Masuknya Gratis!

5 Tempat Wisata di Magelang untuk Pelajar yang Berbudget Minim, Dijamin Masuknya Gratis!

Museum BPK RI Kota Magelang--

Sejumlah cangkir yang dulu digunakan untuk minum teh oleh Diponegoro. Tepatnya dua buah teko yang berukuran kecil dan besar serta 7 buah cangkir putih milik pribadi Diponegoro. Juga Bale-bale yang digunakan oleh Diponegoro untuk shalat ketika di Brangkal, Gombong. Bale-bale itu beralas bambu yang dibelah dan sebelumnya disimpan oleh Kyai Haji Syafei dari Brangkal.

Kitab Taqrib peninggalan Pangeran Diponegoro yang disimpan di dalam lemari kaca untuk menjaga kondisinya. Kitab yang berisi tulisan arab gundul itu merupakan hasil karya Kiai Nur Iman dan diterjemahkan oleh Kiai Melangi dari Sleman.

Beberapa lukisan juga terdapat di dinding museum termasuk karya Raden Saleh yang menceritakan tentang penangkapan Pangeran Diponegoro.

Di depan museum terdapat sebuah bungalow yang saat ini sering digunakan untuk sesi foto pra wedding. Dari sini pengunjung dapat melihat Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu dari kejauhan. Kompleks museum masih sangat asri dan terawat dengan banyaknya pohon – pohon yang tua, besar dan teduh sehingga merupakan tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Jam buka museum sejak pukul 07.30 hingga pukul 16.00 dan tidak dipungut biaya masuk sama sekali. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum ke museum yang jaraknya dari Kota Magelang tidak lebih dari 0,5 kilometer.

3. Museum Abdul Djalil

Museum Abdul Djalil, yang berada di komplek Akademi Militer (Akmil) Magelang tepatnya Jalan Gatot Soebroto, Jurangombo Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah 56123. Tak hanya sekedar mengetahui dunia militer tapi kita bisa belajar sejarah dari benda-benda koleksi yang tersimpan di museum tersebut.

Yang menarik dan menyita perhatian pengunjung adalah koleksi senjata cukup lengkap yang tersimpan di ruang senjata. Ada aturan khusus yang harus ditaati oleh pengunjung, yakni dilarang keras membawa kamera dalam bentuk apa pun termasuk kamera yang terdapat pada handphone.

Khusus wisatawan asing dilarang masuk ruang senjata demi kepentingan nasional. Namun mereka tetap bisa mengunjungi ruangan lain. Kalau Anda warga negara Indonesia, Anda tetap bisa masuk ke ruang senjata tapi dilarang mengambil gambar dengan kamera atau handpohone. Hanya bisa melihat koleksi senjata dan merekam dalam ingatan.

Di ruang senjata ini, terdapat sebanyak 400 jenis senjata, baik pistol dan senjata laras panjang berbagai ukuran dan karakternya, serta artileri. Senjata-senjata tersebut bukan hanya senjata yang biasa dipakai oleh tentara, namun juga terdapat senjata yang biasa digunakan oleh personel kepolisian.

Termasuk sejumlah senjata yang digunakan oleh para anggota PKI dalam tragedi G 30 S/PKI. Bahkan di museum ini juga terdapat dua senjata pistol emas. Pistol emas tersebut salah satunya adalah sumbangan dari Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (mantan Wapres RI) yang merupakan pistol yang digunakan untuk memberangus PKI.

Sedangkan pistol emas kedua adalah sumbangan dari Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu (mantan Kepala Staf TNI AD). Selain ruang senjata, museum yang memiliki dua lantai dengan luas bangunan sekitar 980 meter persegi ini, juga menyimpan sejumlah ruang, antara lain ruang auditorium yang menampilkan film pendek sejarah berdirinya Akmil Magelang.

Museum ini didirikan pada tahun 1964 dengan nama Museum Dharma Bhakti Taruna, kemudian pada tahun 1975 diubah menjadi Museum Taruna Abdul Djalil. Nama Abdul Djalil sendiri, adalah nama seorang alumni Akmil Yogyakarta yang telah gugur di medan perang saat berlangsung agresi militer kedua. Dia memiliki dedikasi yang luar biasa, juga memiliki keahlian di bidang seni, sastra, musik, dan lain-lain.

Jam buka setiap hari kerja pukul 08.00 s.d 15.00 khusus hari Sabtu dan Minggu sesuai perjanjian.

4. Museum BPK RI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres