Kemarau, Potensi Panen di Temanggung Capai 380 Hektare

Kemarau, Potensi Panen di Temanggung Capai 380 Hektare

TANAM. Salah satu petani di Kecamatan parakan sedang menanam padi di sawahnya. -foto:setyo wuwuh/temanggung ekspres-magelangekspres

TEMANGGUNG,MAGELANGEKSPRES - Meskipun saat ini masih musim kemarau, namun petani di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Temanggung masih bisa menanam padi, sehingga masih ada potensi panen di bulan November, bahkan potensi panen di bulan November ini mencapai luasan 380 hektar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto menyebutkan, 380 hektar tanaman padi tersebut tersebar di beberapa kecamatan diantaranya di Kecamatan Pringsurat, Parakan, Tembarak, Temanggung dan Kranggan.

Memang diakuinya, tidak semua daerah di sejumlah Kecamatan tersebut menanam padi, namun sebagian besar masih tanam padi. Sehingga masih ada potensi panen di sejumlah Kecamatan tersebut.

BACA JUGA: KPU Temanggung Mulai Terima Logistik Pemilu

Sedangkan potensi panen di bulan Desember lanjut Joko, luasan tanaman padi kurang lebih seluas 280 hektar. Jika dibandingkan dengan luasan tanam di bulan November memang menurun, karena padi yang siap panen di bulan Desember ini musim tanamny saat kemarau.

"Padi yang siap panen di bulan Desember ini, tanamnya antara bulan Agustus dan September, dimana di bulan-bulan tersebut saat puncak musim kemarau," jelasnya kemarin.

Dijelaskan, daerah yang masi bisa tanam padi pada saat musim kemarau panjang ini, karena aliran irigasi di daerah tersebut masih sangat bagus, sehingga kebutuhan air selama tanam hingga panen masih sangat tercukupi.

BACA JUGA:Siswa PAUD ABA Budi Mulia Temanggung Kumpulkan Donasi Untuk Palestina

Berbeda dengan daerah yang aliran irigasinya sangat minim, kata Joko, jika memaksa untuk ditanam padi hasilnya tidak akan maksimal, bahkan bisa gagal panen.

"Padi memang sangat butuh air, apalagi saat tanam hingga menjelang panen,"jelasnya.Ia menyebutkan lahan padi di Temanggung dengan produktivitas gabah rata-rata sekitar 5-6 ton per hektare.

"Kalau dikonversi jadi beras berarti 60 persen dari gabah tersebut. Kalau digiling satu kuintal gabah dapatnya hanya 60 kilogram beras," katanya.

Joko menuturkan kalau kadar air terlalu tinggi bisa turun lagi, tetapi kalau musim kemarau seperti ini kadar air memang sudah kering.

BACA JUGA:208 Anggota Pramuka Garuda Siaga Temanggung Dilantik

"Dengan potensi panen yang masih cukup luas ini, masih bisa memenuhi kebutuhan pangan di Temanggung, jumlah tersebut belum ditambah dari ketersediaan beras di bulog,"tambahnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres