Keistimewaan Telaga Rasulullah yang Tak Dimiliki Nabi yang lain

“Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya lebih wangi dari minyak kesturi dan kiizān-nya yaitu sejenis teko sebanyak bintang di langit. Barangsiapa meminum darinya maka dia tidak akan harus selama-lamanya.” (Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim)

Sebagian ulamā mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus.

BACA JUGA:Qishas akan Ditegakkan, Orang yang Zhalim Bisa Bangkrut di Hari Kiamat

Umat Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya.

Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan yang artinya,

"Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta orang lain dari telaganya."

Maka para shahābat bertanya kepada beliau,

“Wahai Rasūlullāh , apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut?”

Beliau menjawab, “Iya….Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu”. (Hadīts Riwayat Muslim)

Orang yang Dijauhkan dari Telaga Rasulullah

1. Orang yang Murtad

Orang yang berimān ketika Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam masih hidup kemudian dia murtad sepeninggal beliau Shallallāhu ‘alaihi wa sallam maka akan dijauhkan dari telaga beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dalam sebuah hadīts, Shalallahu Shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan yang artinya, “Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku.

BACA JUGA:Utang Menghalangi Orang Masuk Surga, Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah yang Mati Syahid pun Tertunda...

Akupun bertanya, “Wahai Rabb-ku, Bukankah mereka adalah para sahabatku?” Maka dikatakan kepada beliau, Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu.” (Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim, dari ‘Abdullāh bin Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu)

Sumber: