Mengenal Jemunak si Makanan Khas Gunungpring Muntilan yang Cuma Ada Setahun Sekali
Jemunak Makanan Khas Gunungpring Muntilan yang Hanya Ada Dibulan Ramadhan-@nypang71-Instagram
Makanan tradisional di Magelang ini bahkan pernah dipesan oleh Kesultanan Yogyakarta hingga pemesanan untuk luar Pulau yakni Kalimantan.
Ramainya peminat ini tentu saja didasarkan oleh cita rasa yang tak pernah berubah dari turun-temurun.
Walau saja kini Mbah Mul atau bernama Mbah Mulyodinomo kini telah tiada. Namun usaha Jemunak sebagai makanan legendaris khas Gunungpring Muntilan ini tetap ramai peminat.
Sebab Jemunak Mbah Mul ini kini diteruskan oleh generasi kedua atau oleh anaknya sendiri hingga sang cucu.
Seperti Ponisih sebagai anak dari Mbah Mul yang telah menjajakan usaha Jemunak ini sejak 20 tahun lamanya.
Atau pengunjung juga dapat menjumpai Kasirah beserta anaknya Heru Wiyanto yang menjajakan Jemunak dengan cara yang masih tradisional.
Makanan tradisional di Magelang ini mulanya diawali dengan beras ketan yang sudah dicuci bersih kemudian dikukus hingga setengah matang.
Heru Wiyanto dibantu keluarganya menggunakan tunggu dan kayu bakar dalam proses pemasakan makanan khas di bulan Ramadahan ini.
Usainya dandang yang terisi beras ketan kukus akan ditambahkan dengan singkong parut dan dikukus kembali hingga matang.
Setelah itu makanan khas Gunungpring Muntilan ini ditumbuk menggunakan lumpang dan alu atau tumbukan batu hingga menghasilkan tekstur lengket yang halus.
Jika sudah takjil ala bulan ramadhan ini baru disajikan dengan larutan kelapa serta saus gula merah yang kental dengan dialasi daun pisang.
Kudapan khas bulan ramadhan ini memang menjadi ikonik wisata kuliner yang dapat ditemukan di wilayah Muntilan tepatnya pada Desa Gunungpring.
Kehadirannya yang hanya ada pada bulan suci ramadhan ini membuat Jemunak begitu dinantikan penikmatnya sebagai menu takjil yang pas untuk berbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: