Chattra Candi Borobudur di Magelang Segera Dibangun, Perkuat Aspek Spiritual dan Kesempurnaan

Chattra Candi Borobudur di Magelang Segera Dibangun, Perkuat Aspek Spiritual dan Kesempurnaan

Chattra Candi Borobudur di Magelang Segera Dibangun-DOKUMEN-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Sejak lama, pemasangan Chattra atau payung di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah menjadi dambaan kalangan dan umat Buddha di  Indonesia.

Sebab, pemasangan chattra diyakini mampu memperkuat aspek spiritualitas dan menjadi kesempurnaan Borobudur sebagai tempat peribadatan. Tak sebatas untuk umat Buddha, pemasangan payung juga akan menjadi energi baru bagi Indonesia.

Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi mengatakan, pemasangan chattra di Candi Borobudur menjadi salah satu atensi Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam mewujudkan Borobudur sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha Indonesia dan dunia.

Menurutnya, pemasangan chattra telah menjadi impian lama umat dan tokoh Buddha. Karenanya, hal ini akan menjadi babak baru dalam optimalisasi dan pengembangan Candi Borobudur.

“Diiharapkan Borobudur menjadi destinasi yang kian memikat orang untuk datang tanpa sedikitpun menggerus aspek perlindungan kecagarbudayaan,” kata Supriyadi, Jumat, 14 Desember 2023.

BACA JUGA:Umat Buddha Berharap Chattra Borobudur Segera Dipasang, Apa Itu Chattra?

Menurut Supriyadi, bagi umat Buddha, pemasangan chattra diyakini memiliki pengaruh spiritual yang sangat kuat.

Terutama saat Borobudur direnovasi oleh Theodoor van Erp pada tahun 1907-1911, chattra diyakini pernah dipasang dengan megah di puncak stupa utama.

Bukan hanya itu saja, sejarah adanya chattra ini juga telah banyak diceritakan dalam berbagai kitab maupun literatur.

Dalam kitab Lalitawistara Sutra, kata payung disebutkan berulang kali. Selain itu, kitab Lalitawistara Sutra juga terukir dalam 120 keping relief di Candi Borobudur.

“Penggunaan istilah payung dapat ditemukan dalam Gandawyuha Sutra. Naskah ini menceritakan perjalanan Sudhana yang melakukan perjalanan jauh untuk belajar dari lebih dari 50 guru yang berbeda demi mencapai 'Pencerahan Sempurna',” ujarnya.

BACA JUGA:Mengenal Dhammasekha, Program Kemenag Wujudkan Kualitas Pendidikan Umat Buddha

Dalam cerita tersebut, Sudhana digambarkan sebagai seorang pemuda yang selalu memiliki sebuah payung yang melindunginya. Relief payung tersebut terukir dalam 332 keping di Candi Borobudur.

"Dengan fakta ini, sesuai arahan Gus Men, keputusan untuk memasang kembali chattra merupakan upaya dalam menyempurnakan Borobudur sebagai Pusat Kunjungan Wisata Religi Agama Buddha Indonesia dan Dunia," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenag ri