Kopi Bowongso Wonosobo Miliki Cita Rasa Khas, Begini Cara Rawatnya

Kopi Bowongso Wonosobo Miliki Cita Rasa Khas, Begini Cara Rawatnya

KOPI. Pengolahan Kopi Bowongso pasca panen.-istimewa-Magelang Ekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Mengenal kopi arabika asli Kabupaten Wonosobo, yang mana proses penanamannya menggunakan sistem non-monokultur atau masih menerapkan pola lorong, memunculkan rasa kenikmatan yang unik.

Ternyata, perawatannya cukup mudah.

Kopi tersebut bernama Kopi Bowongso, karena ditanam secara mandiri oleh warga di tanah Desa Bowongso Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.

Hasil pertanian itu menjadi salah satu komoditas andalan, selain memproduksi tembakau.

Pengurus Kelompok Tani (Poktan) Bina Sejahtera, Desa Bowongso, Yusuf mengungkapkan, petani di sana sudah mempunyai standar perawatan tersendiri, yang tentu membuat kopi di tempatnya jadi salah satu seduhan nikmat.

BACA JUGA:Nilai Jual Menjanjikan, Petani di Wonosobo Fokus Produksi Kopi Arabika

"Kalau kita bicara kualitas kopi, sebenarnya mulai dari penanaman, perawatan, pemetikannya, pengolahan pasca panen, itu kita sudah punya standarnya.

Maka kopi bisa nikmat," tutur Yusuf kepada Wonosobo Ekspres, Selasa (26/3).

Sebagai informasi sebelumnya, salah satu kopi khas Wonosobo yang diproduksi pertama kali pada tahun 2010 itu sudah menjadi komoditi yang siap bersaing di pasaran lokal, nasional, hingga internasional.

Semulanya, penanamam kopi bertujuan untuk konservasi lahan pertanian yang awalnya hanya untuk ditanami tembakau dan sayuran.

Selain itu, limbah dari pengolahan pasca panen kopi juga dimanfaatkan sebagai suplemen untuk pakan sapi.

BACA JUGA:Kopi Kalahari Buka Paket Bukber Ramadan Mulai dari Rp30 Ribuan!

Selain itu kata Yusuf, pekerjaan sebagai petani cukup mendominasi di Desa Bowongso. Namun pada masa itu, banyak penekun penanaman tembakau dan tidak ada tumbuhan dalam varietas pepohonan, termasuk kopi.

"Kami menyadari kalau itu dibiarkan terus, tingkat erosi sangat tinggi karena yang dibawa oleh air setiap tahunnya luar biasa banyak. Kita perlu menyelamatkan lingkungan kita. Karena lahan yang kita garap ini adalah titipan yang akan diwariskan ke anak-cucu," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres