SELAMAT! 230 Perempuan Kota Magelang Dapat Pendampingan Usaha Rp500 Ribu

SELAMAT! 230 Perempuan Kota Magelang Dapat Pendampingan Usaha Rp500 Ribu

PENDAMPINGAN. Ratusan perempuan di Kota Magelang menerima dana pendampingan sebesar Rp500 ribu secara simbolis diserahkan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz.-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Ratusan perempuan di Kota Magelang tersenyum sumringah lantaran mendapat pendampingan usaha senilai Rp500 ribu per orang tanpa agunan dan bunga.

Realisasi pendampingan usaha itu merupakan bentuk program kolaborasi Pemkot bersama perbankan daerah, koperasi, Hipmi, dan Universitas Tidar.

Walikota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz, menjelaskan bahwa dana pendampingan usaha tersebut adalah rezeki yang telah mengikuti serangkaian prosesnya.

“Jadi, 230 perempuan yang mendapatkan program ini karena lolos seleksi. Pesan saya, dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

BACA JUGA:SMPN 2 Wakili Kota Magelang Mengikuti Penilaian Lomba PIK Remaja Tingkat Nasional

Dia menyebut bahwa, dari 230 orang itu kemudian dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok berisi 10 orang. Pengembalian pinjaman memakai sistem "tanggung renteng" sehingga setiap kelompok harus kompak dan saling mendukung.

Ketua BPC Hipmi Kota Magelang, Raja Ghani Irsyadi Binar menjelaskan, ada sebanyak 102 mahasiswa Untidar yang akan bertugas sebagai koordinator dan pendamping penerima pinjaman.

"Mereka akan mendampingi para penerima pinjaman selama 6 bulan kedepan. Selain itu, mahasiswa juga akan memberikan edukasi, tentang bagaimana mengelola dana dan alokasi pendanaannya," ujarnya.

BACA JUGA:Daftar PPK Kota Magelang yang Lolos dan Akan Segera Dilantik Pada Pilkada 2024

Menurutnya, mahasiswa mempunyai andil penting dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Saat ini sebagai mahasiswa dengan usia yang masih muda saatnya mencari nama terlebih dahulu. Selanjutnya sebagai bonus misalnya uang, jabatan, dan sebagainya.

Sementara itu, Rektor Untidar, Prof Sugiyarto menyampaikan, ada 2 kelompok yang dominan pada forum ini yakni kelompok ibu dan pemuda (mahasiswa). Interaksi keduanya menjadi harapan besar untuk memajukan ekonomi kerakyatan.

"Selain dapat arahan sesuai kemampuan selaku HIPMI, tapi juga ada proses belajar. Kita ikuti konsep jawa "ilmu kelakone nganti laku", mempraktikkan apa yang dilakukan, teori dan praktik bisa cocok," imbuhnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres