Tahun 2024, Gairah Petani Lereng Sumbing untuk Tanam Tembakau Makin Tinggi

Tahun 2024, Gairah Petani Lereng Sumbing untuk Tanam Tembakau Makin Tinggi

PENGOLAHAN. Sejumlah petani mengolah daun tembakau saat panen tahun lalu.-Heni Agusningtiyas-Magelang Ekspres

MUNGKID, MAGELANGEKSPRES - Dinas Pertanian dan Pangan memperkirakan masa tanam 2024, disambut antusias masyarakat petani tembakau di wilayah Magelang.

Terutama yang tinggal di dataran tinggi seperti lereng Gunung Sumbing, Merapi dan Merbabu.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan memprediksi gairah petani untuk membudidayakan komoditas tembakau akan tetap tinggi.

BACA JUGA:Petani Tembakau Temanggung Berharap Harga Minim Rp100 Ribu, Ini Alasannya

"Selain cuaca cukup mendukung, faktor harga yang relatif baik dari hasil musim panen tahun lalu tentu bakal menjadi bahan pertimbangan," katanya.

Romza belum bisa menyebutkan berapa luasan lahan yang akan dijadikan area perkebunan bahan baku produksi rokok tersebut.

Baik jenis tembakau Temanggungan yang dibudidayakan di dataran tinggi (lereng pegunungan) maupun tembakau Muntilanan untuk dataran rendah atau lahan sawah/tegal.

Masa tanam tembakau di dataran tinggi lebih awal sebab umurnya lebih panjang. Umur tembakau dataran rendah lebih pendek maka masa tanam agak mundur.

"Meski begitu masalah panen nanti bisa berbarengan antara Agustus sampai September," kata Sistiyana, staf Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan.

BACA JUGA:Pemkab Temanggung Diminta Sosialisasikan Penyediaan Benih Tembakau Lebih Awal

Menurut dia, bagi petani yang menjalin kerja sama dengan grader (penentu mutu tembakau dari pabrik rokok -Red), tidak ada masalah.

"Karena hasil panen pasti akan terserap dengan harga memadai, lantaran sejak masa tanam sampai panen akan selalu mendapat pendampingan dari pegawai grader," katanya.

Hasil panen tembakau tahun lalu, ujar Sistiyana, berada di kisaran angka Rp55.000 sampai Rp80.000 per kilogram.

Harga di gudang grader itu berlaku rata-rata untuk tembakau kualitas grade (totol) C dan D. Fakta itu tentu berbeda dengan petani mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres