Meninggal Tertibkan APK, ASN Wonosobo Mendapatkan Penghargaan Anumerta
SIMBOLIS. Pemerintah Kabupaten menyerahkan simbolis penghargaan anumerta kepada ahli waris Setyo Wahyudi Harjono di Pendopo Bupati Wonosobo.-istimewa-Magelang Ekspres
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Seorang ASN Wonosobo bernama Setyo Wahyudi Harjono menerima sematan penghargaan anumerta, karena meninggal saat berkerja.
Ia meninggal setelah tertimpa pohon ketika melakukan penertiban APK Pemilu, Februari 2024 lalu.
"Beliau berhak mendapatkan penghargaan anumerta, karena gugur saat menjalankan tugas negara," kata Kepala BKD Wonosobo, Tri Antoro, Selasa (21/5).
Pak Jhon, sapaan akrabnya, diketahui merupakan karyawan di Kesbangpol Kabupaten Wonosobo. Ia menjadi korban usai terlibat dalam penertiban Alat Peraga Kampanye (APK) yang terpasang di pohon-pohon di Jalan S. Parman, Kampung Tembelang, Kelurahan Rojoimo.
BACA JUGA:Tahapan Pilkada Mulai, KPU Wonosobo Belum Beri Kepastian Status Komisioner Riswahyu
Seperti yang diberitakan, sebelum terjadi peristiwa nahas itu, korban hanya mengawasi proses pencopotan APK oleh petugas berwenang. Namun ketika salah satu petugas perempuan terlihat kesulitan menarik APK dari sebuah pohon, Pak Jhon pun berniat untuk membantunya.
Pohon tersebut tampak sudah tidak kokoh, akan tetapi APK berupa poster terpasang kuat di badan pohon. Tanpa menggunakan alat khusus, korban pun langsung menarik poster dengan tangan kosong. Tanpa disadari bahwa pohonnya sudah lapuk.
Ia menarik posternya begitu kuat hingga mengakibatkan pohon setinggi 2 meter dengan diameter sekitar 35-40 cm itu ikut roboh. Mirisnya, pohon jatuh tepat ke arah korban. Tak berhasil mengelak, ASN asal Kabupaten Purbalingga itu pun tertimpa sebatang pohon dan membuat kepala bagian belakang terbentur aspal begitu keras.
Sebagian tubuhnya dipenuhi darah, ia sempat sadar dan mampu berbicara dengan rekan tugasnya di lapangan. Kemudian Pak Jhon dilarikan ke RS terdekat, namun karena pendarahan cukup hebat, ia dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Peristiwa itu membuat pemerintah berkehendak mengurus pengajuan pangkat anumerta kepada korban. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Tri Antoro pun segera melakukan pemberkasan untuk diajukan ke BKN.
BACA JUGA:Wonosobo Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Dipersembahankan untuk Masyarakat
"Kami langsung mengurus berkas untuk verifikasi dan validasi, agar almarhum bisa menerima penetapan penghargaan anumerta. Sekitar 2 bulan, akhirnya putusannya keluar," katanya.
Melalui penghargaan anumerta, Pak Jhon mendapatkan kenaikan tingkat dari yang sebelumnya 3D, menjadi 4A. Otomatis jumlah tunjangan dan nilai yang diterima ahli waris pun bertambah.
"Kita mengusulkan ada tabungan hari tuanya, seperti asuransi kematian karena dia meninggal dalam melaksanakan tugas. Totalnya Rp 331.228.100 yang diterimakan ke keluarganya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres