Tari Berandalan, Representasi Kisah Heroik Aryo Penangsang di Lereng Merbabu
BERANDALAN. Aryo Penangsang dan Para Berandalan di Lereng Merbabu-Haryas Prabawanti-Magelang Ekspres
MAGELANG,MAGELANGEKSPRES – Gerak rampak para penari menggetarkan panggung. Dibalut dengan pakaian serba hitam dan sorot matanya yang tajam.
Para seniman muda dari Dusun Gerotan, Kabupaten Magelang itu sedang membawakan Tari Berandalan.
Sesuai judulnya, tarian tersebut menceritakan tentang para berandalan di kawasan Kedu yang pada masa Pangeran Aryo Penangsang dikumpulkan untuk bersatu dan merebut kembali Jipang.
BACA JUGA:Berkah Liburan, Pedagang Asongan di Candi Borobudur dan Candi Mendut Naik Omzet Dua Kali Lipat
Cerita heroik tentang Aryo Penangsang adalah salah satu yang melegenda di kawasan Magelang Raya khususnya di Lereng Merbabu.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kesenian dan cerita rakyat yang mengisahkan tentang Aryo Penangsang dan pasukannya, salah satunya Soreng.
"Tari Berandalan ini mengisahkan menceritakan berandalan yang berada di kawasan Kedu seperti Magelang, Temanggung dan sekitarnya di masa Aryo Penangsang itu bukan cuma menjadi momok atau penyakit masyarakat, mereka justru diberdayakan, " kata Koreografer Tari Berandalan, Priyo Nugroho saat dihubungi Magelang Ekspres, Minggu 21 Juli 2024.
Sebab, lanjut dia, para berandalan memiliki solidaritas dan rasa persatuan yang tinggi, mereka juga punya kemampuan beladiri yang bisa dikembangkan.
BACA JUGA:Ketoprak 'Surya Sumunar', Upaya Pelestarian Budaya dan Pengenalan Sejarah kepada Masyarakat
"Seburuk-buruknya manusia, pasti punya kelebihan, dan sebaik-baiknya manusia pasti punya kekurangan, " imbuhnya.
Tari Berandalan juga menjadi representasi manusia di masa sekarang terlebih di era tahun politik, yang mengemas berbagai rupa dan karakter masyarakat, untuk merebut tahta kepemimpinan.
Uniknya, Tari Berandalan seluruhnya dibawakan oleh penari muda dari Kelompok Krida Mandala.
"Generasi muda saat ini cenderung sibuk dengan arus modernisasi, tetapi di Dusun Gerotan ini, mereka mau berkesenian," katanya.
Saat pagi hari, para pegiat kesenian rakyat itu sibuk bertani di ladang dan beternak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres