Penurunan Penduduk Miskin di Temanggung Lebih Baik dari Capaian Provinsi
BAPPEDA. Kepala Bappeda Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei-Setyo Wuwuh-Magelang Ekspres
TEMANGGUNG,MAGELANGEKSPRES - Penurunan penduduk miskin sebesar 4.190 jiwa dari 72.960 di tahun 2023 menjadi sebesar sebanyak 68.770 jiwa di tahun 2024, lebih baik dari capaian Provinsi Jawa Tengah dengan angka kemiskinan sebesar 10,47%.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengatakan, sedangkan tingkat Kemiskinan Ekstrem Kabupaten Temanggung tahun 2023 sebesar 0,33% dan berada diperingkat ke 11 se Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah jiwa sebanyak 2.580 dan lebih baik dari capaian nasional sebesar 2,04% dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,97%.
Ia menjelaskan, Indikator Miskin Ekstrem Menurut Bank Dunia diantaranya masyarakat dengan pendapatan diperkirakan sebesar Rp11.900/orang/hari atau Rp358.230/orang/bulan.
BACA JUGA:Tekan Angka Kemiskinan di Purworejo, Seratusan Kube Digelontor Bantuan Stimulan
Mayoritas penduduk miskin ekstrem berpendidikan rendah (lulusan SD/tidak bersekolah)
"Banyak diantaranya adalah kelompok lansia tanpa/minim penghasilan Minim akses pada pekerjaan yang layak," katanya, Kamis 25 Juli 2024.
Disampakan, masyarakat miskin di perkotaan mayoritas buruh tani, buruh dagang, buruh industri, mengurus rumah tangga, dan kepala rumah tangga perempuan.
"Mayoritas bekerja di sektor pertanian sebagai buruh informal,"katanya.
Dikatakan, mayoritas penduduk miskin ekstrem tinggal di rumah tidak layak huni, mayoritas balita dari rumah tangga miskin ekstrem. Mayoritas balita dari rumah tangga miskin ekstrem belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap dan cenderung mengalami masalah malnutrisi.
BACA JUGA:Tekan Kemiskinan Ekstrem, 66 Keluarga di Temanggung Terima Bantuan Jamban
Menurutnya, minim akses pada pekerjaan yang layak pada perkotaan, mayoritas buruh tani, buruh dagang, buruh industri, mengurus rumah tangga, dan kepala rumah tangga perempuan.
Sedangkan mayoritas bekerja di sektor pertanian sebagai buruh informal secara umum keluarga miskin ekstrem memiliki akses yang minim pada sanitasi layak.
"Umumnya penduduk miskin ekstrem tidak memiliki akses pada air minum layak," terangnya.
Ia menambahkan, strategi pwnanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem diantaranya adalah, dengan mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan, selain itu dengan menyalurkan Bantuan sosial dan subsidi, diantaranya seperti Jaminan Sosial (Jamsos) rehabilitasi sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres