Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam--
Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.”
Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim, no. 1028).
Abu Bakar Al-Muzani berkomentar tentang sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu,
مَا فَاقَ أَبُوْ بَكْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – أَصْحَابَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِصَوْمٍ وَلاَ صَلاَةٍ ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ كَانَ فِي قَلْبِهِ ، قَالَ : الَّذِي كَانَ فِي قَلْبِهِ الحُبُّ للهِ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَالنَّصِيْحَةُ فِي خَلْقِهِ
“Tidaklah Abu Bakar itu melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (semata-mata) karena (banyaknya) mengerjakan puasa atau shalat, akan tetapi karena iman yang bersemayam di dalam hatinya.”
Mengomentari ucapan Al-Muzani tersebut, Ibnu ‘Aliyah mengatakan, “Sesuatu yang bersemayam di dalam hatinya adalah rasa cinta kepada Allah ‘azza wa jalla dan sikap nasihat (ingin terus memberi kebaikan) terhadap (sesama).” (Jami’ Al-’Ulum wa Al-Hikam oleh Ibnu Rajab, 1:225).
Kelima : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjamin ketangguhan iman Abu Bakar
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَمَا رَاعٍ فِي غَنَمِهِ عَدَا عَلَيْهِ الذِّئْبُ، فَأَخَذَ مِنْهَا شَاةً فَطَلَبَهُ الرَّاعِي، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ الذِّئْبُ فَقَالَ : مَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ، يَوْمَ لَيْسَ لَهَا رَاعٍ غَيْرِي؟ وَبَيْنَمَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً قَدْ حَمَلَ عَلَيْهَا، فَالْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَكَلَّمَتْهُ، فَقَالَتْ : إِنِّي لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا وَلَكِنِّي خُلِقْتُ لِلْحَرْثِ. قَالَ النَّاسُ : سُبْحَانَ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَإِنِّي أُومِنُ بِذَلِكَ، وَأَبُوبَكْرٍ، وَعُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ
Ketika suatu hari seorang penggembala (dari Bani Israil) sedang bersama kambing gembalaannya, tiba-tiba seekor serigala datang memangsa seekor kambing, kemudian si penggembala berhasil merebutnya kembali, maka serigala tersebut menoleh sambil mengatakan, ‘Punya siapakah kambing-kambing itu nanti pada hari As-sab’u, hari ketika tidak ada yang menggembalakan selainku?’ (Kisah lain) ketika seseorang sedang menuntun seekor sapi yang telah ia pikulkan beban berat di atas punggungnya, maka sapi tersebut menoleh dan memprotesnya, ‘Aku tidak diciptakan untuk pekerjaan ini, aku hanya diciptakan untuk membajak tanah. Maka orang-orang (yang mendengar kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terheran-heran sambil mengatakan), ‘Subhanallah, beliaupun bersabda, ‘Adapun aku, Abu Bakar, dan Umar, maka kami percaya dengan kisah ini.” (HR. Bukhari, no. 3663 dan Muslim, no. 2388)
Juga dibuktikan bagaimana Abu Bakar mempercayai berita Isra’ dan Mikraj.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperjalankan ke Masjidil Aqsha, maka orang-orang pun mulai memperbincangkannya. Sebagian orang yang sebelumnya beriman dan membenarkannya menjadi murtad, mereka pun datang menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu seraya berkata,
هَلْ لَكَ إِلَى صَاحِبِكَ يَزْعَمُ أَسْرَى بِهِ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ ؟
“Apakah engkau mengetahui kalau temanmu mengaku melakukan perjalanan pada malam hari ke Baitul Maqdis?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bertanya,
أَوْ قَالَ ذَلِكَ ؟
“Apakah ia mengatakan seperti itu?” “Iya”, jawabnya.
Abu Bakar berkata,
لَئِنْ كَانَ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: