Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Keutamaan Abu Bakar, Sahabat Terbaik yang Paling Dicintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam--

Ketujuh : Banyak isyarat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan kekhilafahan kepada Abu Bakar.

Di antara hadits-hadits tersebut adalah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin shalat lima waktu ketika beliau sakit keras di akhir hayatnya. ‘Aisyah radhiyallahu anha menceritakan saat-saat terakhir sebelum ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjemput,

فَأَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ بِأَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ, وِفِيْهِ : فَصَلَّى أَبُوبَكْرٍ تِلْكَ الأَيَّامَ

“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang agar menyuruh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memimpin shalat. Dalam riwayat tersebut dikatakan: Maka Abu Bakar menjadi imam pada hari-hari itu.” (HR. Bukhari, no. 687 dan Muslim, no. 418)

Ketika terjadi sedikit perbedaan pendapat dalam menentukan khalifah setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadikan alasan tersebut sebagai sebab kuat bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang paling berhak. ‘Umar berkata,

يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ، أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَدْ أَمَرَ أَبَا بَكْرٍ أَنْ يَؤُمَّ النَّاسَ؟ فَأَيُّكُمْ تَطِيبُ نَفْسُهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ؟ فَقَالَتِ الْأَنْصَارُ : نَعُوذُ بِاللهِ أَنْ نَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ

“Wahai kaum Anshar, bukankah kalian tahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan Abu Bakar untuk memimpin shalat kaum Muslimin, maka siapakah di antara kalian yang rela untuk melangkahi Abu Bakar? Maka orang-orang Anshar pun menjawab: Kita berlindung kepada Allah dari melangkahi Abu Bakar.” (HR. Ahmad, 1:282)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan berangan-angan untuk menuliskan wasiat sekalipun akhirnya tidak terlaksana, ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ادْعِي لِي أَبَا بَكْرٍ، أَبَاكِ، وَأَخَاكِ، حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا، فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولُ قَائِلٌ : أَنَا أَوْلَى، وَيَأْبَى اللهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَّ اأَبَابَكْرٍ

“Panggilkan Abu Bakar ayahmu, dan juga saudaramu agar aku tuliskan sebuah wasiat, karena sungguh aku khawatir akan ada orang yang bercita-cita, atau ada yang mengatakan, ‘Aku lebih berhak,’ sementara Allah dan orang-orang yang beriman merasa enggan kecuali hanya kepada Abu Bakar.” (HR. Muslim, no. 2387). (*)


Sumber https://rumaysho.com/26450-syarhus-sunnah-keutamaan-abu-bakar-ash-shiddiq.html

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: