Wisata Edukasi Jadi Terobosan Baru Pariwisata di Kawasan Borobudur Magelang

PARIWISATA. Salah satu pegiat pariwisata di Kabupaten Magelang mengajak anak-anak usia dini berlatih alat musik tradisional gamelan.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES
BOROBUDUR, MAGELANGEKSPRES.ID - Mendengar kata pariwisata di Kabupaten Magelang, masyarakat pasti akan tertuju pada Candi Borobudur.
Namun kini, pengembangan pariwisata di Kabupaten Magelang mulai menggandeng sektor edukasi untuk meningkatkan daya tariknya.
Menghidupkan sektor pariwisata berbasis edukasi juga menjadi upaya untuk menghidupkan destinasi pendukung selain Candi Borobudur.
BACA JUGA:Pelaku Wisata Magelang Sambut Antusias Tagline Baru Pariwisata ‘Melanglang Magelang’
Karenanya, wisata edukasi berbasis seni dilakukan dengan mengajak para siswa untuk lebih mengenal gamelan, tari serta kesenian yang ada di Kabupaten Magelang.
Hal itu juga telah diterapkan beberapa desa wisata di kawasan Borobudur termasuk Sanggar Kinnara Kinnari yang telah membuka kunjungan berbasis seni untuk anak sekolah.
Guru SMA Laborat Salaman, Mutia (35) mengaku, wisata edukasi atau yang lebih populer dengan sebutan outing class yang diisi kegiatan bermain gamelan dan menari menjadi solusi jitu bagi para guru.
BACA JUGA:BTMX 2024: Setelah 4 Tahun Vakum, Event Pariwisata Terbesar di Jateng Kembali Digelar
"Biasanya outingclass identik dengan piknik, atau ke taman bermain, adanya wisata edukasi ini bisa membuat kami mendapatkan layanan 'kombo', jadi ada ilmu yang benar-benar mereka dapatkan," kata Mutia saat ditemui Magelangekspres, Selasa 4 Maret 2025.
Mutia yang siang itu mengantar rombongan 2 kelompok siswa SD Kelas 1 dan 2 juga senang karena aksesibilitas dan harga yang ditawarkan terjangkau.
"Mereka (anak-anak) kami antar naik angkot, tanpa orang tua, iurannya juga tidak sampai Rp 50.000, jadi semua kalangan masih sangat terjangkau," tuturnya.
Terlebih, kegiatan wisata edukasi bermain musik, gamelan dan tari menggerakkan motorik dan kinetik anak, membuat perhatian terhadap gadget dan mengisi waktu kosong saat ramadan.
"Saya lihat mereka tadi senang sekali, bisa belajar fokus juga, karena terlalu banyak menggunakan gadget membuat konsentrasi di kelas sering mudah kacau, tapi kalau pelajaran terus menerus, mereka juga akan jenuh," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres