Jangan Putus Asa! Masih Ada Kesempatan Memperbaiki di Sepertiga Akhir Ramadhan

Jangan Putus Asa! Masih Ada Kesempatan Memperbaiki di Sepertiga Akhir Ramadhan

Jangan Putus Asa! Masih Ada Kesempatan Memperbaiki di Sepertiga Akhir Ramadhan--

MAGELANG EKPRES-Kalau di awal-awal, puasa kita belum sempurna. Masih banyak kekurangan, bercampur dengan maksiat sehingga kita kurang maksimal dalam berpuasa. Itulah bagian kodrat dari manusia yang tak bisa luput dari salah dan dosa.

Maka jangan putus asa, masih ada waktu kesempatan untuk menambal kekurangan kita pada 10 akhir bulan Ramadhan. Ber usaha secara maksimal sesuai dengan kemampuan dengan memperbanyak qiyamul lail, tilawatil Al Qur’an dan amal-amal shaleh lainnya di sepertiga akhir Ramadhan.

Jangan jadi orang yang lalai dan merugi tanpa bisa memanfaatkan peluang pahala di sepertiga akhir Ramadhan. Padahal Allah Ta’ala membuka pintu ampunan yang selebar-lebarnya kepada hambanya yang berdoa memohon ampunan.

BACA JUGA:Mencari Lailatul Qadar dengan Meneladani Rasulullah di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Bertekad bulat untuk berupaya mengoptimalkan sisa waktu di akhir Ramadhan dengan beribadah. Kita pacu semangat kita di akhir Ramadhan. Jangan kalah dengan kuda balapan yang siap mengeluarkan seluruh tenaga dan kemampuan untuk menuju garis finish. Demikian Ramadhan juga akan berakhir.

Bagaimanan kalau Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita?

Tentu kita akan mempersiapkannya sebaik mungkin. Kita akan berpuasa dengan serius, memperbanyak qiyamul lail, tilawatil Al Quran dan memperbanyak ketaatan, lainnya serta berusaha menjauhi segala maksiat.

Apa yang kita siapkan untuk menuju akhir Ramadhan ?

Jangan seperti sebagian orang yang terlalu sibuk memikirkan hari raya, mudik dan baju lebaran.  Hendaklah kita meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang justru lebih giat lagi untuk beribadah di akhir-akhir bulan Ramadhan. Bahkan beliau sampai bersengaja meninggalkan istri-istrinya demi konsentrasi dalam ibadah. Diantara alasan semangat ibadah kala itu yaitu untuk menggapai lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan

Ada hadits yang disebutkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom, yaitu hadits no. 698.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.

BACA JUGA:Memperbanyak Ibadah Terus Menerus di 10 Hari Terakhir Ramadhan Tercatat Mendapat Lailatul Qadar

Kesungguhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ada dua alasan karena sepuluh hari terakhir tersebut adalah penutup bulan Ramadhan yang diberkahi. Dan setiap amalan itu dinilai dari akhirnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: