Karakteristik Pasar Wage di Pakis Magelang, Pasar Ikonik yang Hanya Buka Sepekan Sekali

Karakteristik Pasar Wage di Pakis Magelang, Pasar Ikonik yang Hanya Buka Sepekan Sekali

RAMAI. Salah seorang pedagang kambing di Pasar Wage, Pakis, Kabupaten Magelang menurunkan ke kiosnya.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES

Tak hanya menjual, Bekti memproduksi sendiri alat-alat berbahan besi tersebut.

BACA JUGA:Ada Tambahan 5 Jalur Alternatif dan 28 CCTV di Kabupaten Magelang Antisipasi Kemacetan Saat Arus Mudik Lebaran

"Setiap hari buat di rumah, daerah Ndaleman, Pakis, tapi jualnya cuma saat Wage saja," ujarnya.

Saat berdagang, Bekti biasanya berangkat bersama kedua rekannya yang juga berprofesi sebagai pande besi.

"Memang daerah sini (Sanggrahan) dan Ndaleman banyak yang kerjanya pande besi, sudah turun-temurun dari buyut, tidak tahu sejak kapannya yang pasti sudah lebih dari 40 tahun," tutur dia.

BACA JUGA:Pemkab Magelang Distribusikan 30.000 Paket Sembako Murah untuk Masyarakat Jelang Lebaran

Puas melihat-lihat aneka senjata dan alat-alat besi, pengunjung bisa melihat deretan pedagang tembakau kiloan yang menjajakan dagangannya.

Tembakau yang dijual di Pasar Sanggrahan dijajar di atas plastik dalam bentuk gulungan dengan berbagai warna dan aroma.

Tembakau-tembakau itu didatangkan dari berbagai daerah seperti Magelang, Temanggung dan Madura.

BACA JUGA:Wujud Apresiasi Warga Sawangan Magelang Usai TMMD, Beri Parcel Sayur ke TNI

Biasanya, para pedagang menjual tembakau sepaket dengan papir (kertas untuk menggulung tembakau), cengkeh dan kemenyan.

Bagi sebagian orang, mungkin tradisi membubuhkan kemenyan pada rokok lintingan memang terlihat aneh dan berbau mistis.

Tak heran, sepanjang jalan yang menjual tembakau, akan tercium aroma kemenyan dan rokok yang menyengat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres